Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

We Are the Creators

Buku ini ditulis oleh seorang dosen, pengusaha sekaligus pengembang bakat yaitu Damy Matheus Heezen. Buku ini termasuk kategori self improvement yang layak dibaca oleh penggiat ilmu, aktivis organisasi dan pekerja. 

Buku ini memberikan kesimpulan bahwa setiap orang pada hakikatnya adalah sang pencipta. Naluri menciptanya akan melemparkan dirinya ke puncak kesuksesan dengan syarat mampu mengelaborasi 3 (tiga) fitur utama yaitu keahlian komunikasi, gaya kepemimpinan dan  keluasan wawasan.

Damy, begitulah sapaan penulis buku ini telah sukses melewati lika liku kehidupan dan mendokumentasikan fitur utama di atas dari sejak usia 0 tahun hingga 47 tahun menjadi sebuah narasi dokumenter yang ciamik.

Di awal buku ini, Damy menjelaskan narasi biografinya yang penuh air mata. Mulai dari kondisi sungsang saat dilahirkan  yang menyebabkan tulangnya patah tatkala Damy bayi terpaksa ditarik dari vagina ibunya. Nahasnya tak berhenti sampai di situ, Damy mengalami kehidupan ekonomi yang sulit, perceraian orang tua, kematian orang, tinggal bersama kakek, membesarkan adik-adiknya seorang diri, berhenti dari pekerjaan, tidak punya rumah, menjadi buruh pabrik hingga pada akhirnya bertransformasi menjadi sosok yang kuat, tangguh dan kaya raya. Semua kesulitan hidupnya dihadapi bukan dengan tangisan semata atau berpangku tangan menerima nasib takdir begitu saja tetapi kesulitannya justru membongkar pola pikirnya untuk berjuang secara totalitas tanpa ampun dalam menghadapi pahitnya kehidupan ini.

Dari perjalanan hidupnya tersebut, Damy menyimpulkan bahwa segala sesuatu itu mungkin terjadi, every things is possible. Diri seseorang ditentukan oleh pikiran orang tersebut, yang berkuasa penuh untuk memilih baik atau buruk, bukan yang lainnya.

Fitur pertama, komunikasi adalah proses transmisi pesan dan informasi antar personal sehingga substansi pesan diterima, dipersepsikan dan dipahami oleh lawan bicara. Komunikasi dua arah akan diterima apabila substansi jelas dan komunikator lebih ekspresif. Namun sebaliknya, jika proses komunikasi bertujuan untuk mendominasi suasana dan sekedar mempertahankan isi kepala, meskipun secara terbuka disetujui namun ajaibnya akan ditinggali. Mengapa perlu ada komunikasi dalam penciptaan? Ide-ide perubahan perlu dikomunikasikan agar terealisasi dan menjadi produk manfaat.

Buku ini juga membahas istilah 7G yang ditawarkan oleh Tony Alessandra untuk meraih keberhasilan fitur komunikasi yaitu General attitude (kebaikan umum), Goodness (altruis), Gregariousness (keakraban), Grit (ketangguhan), Gut feelings (intuisi), Greed (keserakahan), Guile (kelicikan).

  1. G1 > optimis, baik. Seseorang harus memiliki nawaitu yang baik saat berkomunikasi dengan orang lain, persuasif dan memperhatikan.
  2. G2 > peduli. Saat komunikasi, tunjukkan sikap empati, peduli dan welas asih terhadap lawan bicara serta tidak meremehkan.
  3. G3 > mudah berinteraksi, tidak menyendiri, jiwa sosial. Komunikasi semakin efektif ketika sikap terbuka, tidak ada yang ditutupi dengan tujuan untuk saling membantu.
  4. G4 > tangguh, pantang menyerah. Komunikasi juga perlu menyampaikan semangat, sikap tangguh dan pantang menyerah sehingga dapat mempengaruhi semangat lawan bicara.
  5. G5 > intuisi, bisikan batin, logis. Dalam membuat keputusan harus berdasarkan prinsip logis dan rasional.
  6. G6 > ambisius, target. Dalam berkomunikasi perlu mengutarakan target dan ambisi masing masing komunikator sehingga akomodatif terhadap kepentingan masing-masing.
  7. G7 > integritas, jujur, lurus. Dalam komunikasi, tidak boleh ada kelicikan atau saling merugikan antar komunikator, tegakan integritas dan kejujuran dalam berkomunikasi, sampaikan apa adanya.

Fitur kedua, kepemimpinan. Terlepas dari jabatan dan posisi kita, kepemimpinan bukan hanya tentang mengelola tim, mencapai visi misi organisasi atau membuat keputusan tertinggi akan tetapi lebih dari itu, bagaimana kita mempengaruhi orang lain, memberdayakan mereka untuk mencapai potensi penuh dan membina budaya kerjasama dan inovasi.

Fitur ketiga, perkembangan wawasan. Mulai sekarang, belajarlah terus menerus. Perkembangan diri sering terjadi di luar zona nyaman sehingga jangan pernah takut untuk berhadapan dengan risiko, kesalahan dan kegagalan. Terimalah ketidakpastian sebagai pemicu perkembangan diri dan manfaatilah setiap ancaman/hambatan sebagai peluang untuk memperluas cakrawala pengetahuan. 

Di akhir buku ini, Damy mendorong seseorang untuk terus mencipta. Karena dengan kreasi itulah dunia ini semakin tumbuh, peradaban semakin maju, hidup semakin sejahtera, sekalipun ciptaan kita dicaci dan dimaki pasti nanti diam-diam akan diikuti.


 



Posting Komentar untuk "We Are the Creators"