Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saat IQ, Bakat dan Ketekunan Tak Lagi Cukup

Buku ini ditulis oleh Profesor Universitas Yale, Craig Wright. Craig menghabiskan waktu kurang lebih dua dekade untuk meneliti kebiasaan dan perilaku orang-orang "genius" seperti Alan Turing, Steve Jobs, Jack MA, dan lain-lain. Buku ini diawali oleh sebuah pertanyaan; bagaimana genius dikaitkan dengan kesuksesan dan pencapaian kita saat ini? mengapa kita mengajari anak-anak kita berperilaku sesuai aturan padahal para genius dunia justru bertransformatif melakukan sebaliknya? dan apa sebenarnya arti genius?

Suatu hari, berkumpul para saintis kognitif ingin meneliti bentuk otak Albert Einstein. Mereka ingin melihat sirkuit dan bagian-bagian otak terdalam dari Einstein. Mereka ingin membelah otak Einstein menjadi bagian-bagian kecil untuk meneliti dasar kegeniusannya dan ternyata tidak ditemukan apapun di kepalanya. Demikian juga dilakukan terhadap kepala Steve Jobs yang dipasang alat Electroencephalogram (EEG) untuk mengetahui aliran listrik di kepalanya dan ternyata tidak ditemukan keunikan apa-apa dan sama sebagaimana otak pada umumnya. 

Kata genius bersifat subjektif dan sangat relatif, tergantung seseorang ingin melekatkan kriteria genius seperti apa. Ada seseorang yang mendefinisikan genius adalah seseorang yang memiliki kecerdasan luar biasa, nilai akademis yang tinggi dan prestasi hafalan yang memukau. Ada lagi seseorang dikatakan genius jika memiliki daya seni yang tinggi, ada lagi yang mengatakan bahwa seorang genius adalah seseorang yang memiliki prestasi luar biasa ditopang bakat yang dimilikinya sejak lahir, ada lagi yang mengatakan bahwa seorang genius adalah mereka yang memiliki popularitas, ada lagi yang mengatakan bahwa genius adalah seseorang yang memiliki IQ di atas rata-rata orang umumnya, dan seterusnya. Dari sekian banyak definisi genius, Craig mendefinisikan genius secara sederhana yaitu seseorang yang menciptakan sesuatu sehingga dapat mengubah keadaan dunia ke arah lebih baik. Intinya kreativitas dan penciptaan.

Genius tidak hanya dapat dinilai dari penampilan seseorang seperti rambut klimis, kacamata tebal dan seseorang yang berdiam diri di perpustakaan akan tetapi banyak tokoh dunia genius yang justru berpenampilan sebaliknya, sangat nyentrik. Menurut Craig, orang-orang yang genius justru tampil melanggar aturan dan kebiasaan, pikirannya unik bahkan prestasi akademisnya biasa-biasa saja. Contoh Steven Hawking yang baru bisa membaca umur 8 tahun, Picasso yang tidak lulus ujian matematika pada kelas 4 SD, Beethoven tidak pandai berhitung, dan lainnya.

Melalui buku ini, Craig menjelaskan beberapa kriteria genius berdasarkan hasil penelitiannya sebagai berikut;

  1. Etika kerja
  2. Keuletan
  3. Orisinal
  4. Imajinatif
  5. Rasa ingi tahu yang tidak pernah terpuaskan
  6. Hasrat
  7. Kreatif
  8. Pemberontak
  9. Pemikir lintas batas
  10. Tindakan yang berlawanan
  11. Persiapan
  12. Obsesi
  13. Relaksasi
  14. Konsentrasi 

Dari kriteria yang dirumuskan, Craig menyimpulkan bahwa genius adalah sesuatu yang bisa diasah dan diproduksi secara mandiri meskipun secara genetik tidak mendapatkan dukungan. Penciptaanlah yang membuat perubahan di dunia ke arah kehidupan yang lebih baik dan bahagia. Klaim-klaim genius dikatakan palsu apabila tidak mampu menciptakan sesuatu yang bermakna untuk kehidupan.  

Di akhir buku ini, Craig mengatakan bahwa "Kegeniusan bukan sekedar kecerdasan dan etos kerja, lebih kompleks dari itu. Wawasan cemerlang yang mengubah dunia tidak datang secara tiba-tiba akan tetapi merupakan hasil dari cara berpikir yang unik dan proses yang panjang. Yang terpenting, kebiasaan berpikir yang menghasilkan pemikiran dan penemuan hebat dapat dipelajari serta dikembangkan. Buku ini tidak menjadikan anda genius namun anda akan mengetahui hal-hal yang tidak diketahui dari para genius akan membuat anda lebih strategis, kreatif, sukses dan pada akhirnya, bahagia".


 

Posting Komentar untuk "Saat IQ, Bakat dan Ketekunan Tak Lagi Cukup"