Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Future Skills

Buku ini ditulis oleh seorang multitalenta - saintis, penemu dan futuris yaitu Perttu Polonen. Polonen adalah generasi muda yang visioner telah berhasil meraih penghargaan Europian Union Contest for Young Scientists dan termasuk inovator paling gila di bawah usia 35 tahun di Eropa MIT tech review. Melalui buku ini, Polonen mengawinkan antara pengetahuan yang diperolehnya selama bangku kuliah di Silicon Valley dan pengalaman bekerja di Myanmar. Kehebatan lainnya adalah Polonen juga dikenal sebagai pendakwah inovasi di negara asalnya, Finlandia.

Apa yang harus dilakukan manusia 50 tahun mendatang? atas pertanyaan tersebut, Polonen mempercakapkan jalan-jalan pintas yang harus ditempuh manusia modern untuk menghadapi masa depan. Di dunia yang serba digital, manusia masa depan harus mengembangkan soft competency yang dimilikinya seperti rasa ingin tahu, kemampuan beradaptasi, kolaborasi, kasih sayang, cinta, dan berinovasi sehingga kita dapat bersaing dengan mesin cerdas.

Di dunia yang serba tidak pasti, maka segala sesuatunya mungkin terjadi. Itulah hipotesis Polonen.

Ketika berbicara kolaborasi, ada gap masa dan usia antara generasi muda dengan genarasi tua ketika merespon perubahan. Generasi milenial cenderung cepat merespon perubahan tanpa kehati-hatian sedangkan generasi tua cenderung lambat merespon perubahan dengan berbagai pertimbangan. Kolaborasi antara generasi muda dengan generasi tua menjadi relevan di tengah kehidupan yang serba tidak pasti. Ada generasi yang menginjak pedal gas untuk melesat ke depan dan ada pula generasi yang menginjak pedal rem untuk mengendalikan kecepatan. Karena hakikatnya, untuk menghadapi masa depan perlu dialog antar dua generasi tersebut. Generasi tua sarat pengalaman sedangkan generasi muda sarat pengetahuan disebabkan informasi via internet yang merajalela di era milenium ini.

Perubahan terjadi sangat cepat dan kita dituntut untuk segera meresponnya. Apa yang dilakukan oleh orang tua tentu saja berbeda dengan apa yang kita alami sekarang, pola asuh orang tua di masa lalu tidak lagi relevan diterapkan pada generasi yang akan datang, nilai-nilai keadaban pun telah berubah. Dahulu, sesuatu itu tidak pantas dilakukan namun sekarang menjadi suatu keharusan untuk dilakukan. Perubahan yang terjadi saat ini tidak terlepas dari kontribusi pendahulu kita yang telah membuka pintu awal untuk kemajuan generasi setelahnya.

Organisasi top dunia dituntut berkolaborasi antar generasi. Ketika membuat keputusan, mereka tidak segan-segan untuk mendengarkan pendapat para pendahulunya untuk disingkronkan dengan pendapat generasi mudanya. Meninggalkan pendapat salah satu generasi sama artinya dengan mengambil keputusan dalam sebuah gelembung yang tidak mewakili masa depan. 

Para manajer memberikan kesempatan kepada orang-orang yang ingin menciptakan masa depan. Usulan dan gagasan mereka tidak serta merta dimentahkan akan tetapi diterima sebagai sesuatu yang berharga. Benar salah sebuah usulan menjadi perhatian paling akhir di kalangan manajer, barangkali usulan tersebut tidak relevan saat ini namun relevan untuk masa mendatang ataupun sebaliknya.

Menurut Polonen, ketidakpastian masa depan harus dipahami kebalikannya, yaitu masa depan adalah masa yang pasti terjadi, dia akan tiba pada waktu singkat dan tanpa disangka-sangka. Menghadapi masa depan bukan dengan cara meramalkan disertai pemberian sesajen yang merupakan bentuk kesia-siaan akan tetapi cara menghadapinya dengan membuat visi yang jelas, hal apa yang akan segera direalisasikan untuk membentuk masa depan kita. Itulah sebabnya mengapa penting sekali bagi setiap manajer, guru, orang tua dan wartawan untuk memikirkan visi yang ditekankan mengenai masa depan.

Membicarakan masa depan membutuhkan paket imajinasi dan kreativitas. Tanpa keduanya, masa depan akan menelan kita hidup-hidup dengan setumpuk permasalahan baru yang tidak pernah kita saksikan sebelumnya sebab kehidupan semakin berat, kita mulai sinis terhadap hal-hal baru. Namun sebaliknya, kemampuan berimajinasi dan daya kreatif yang kuat mendorong kita untuk mengatakan "saya tidak sabar menunggu masa depan". 

Banyak orang takut pada perubahan yang terjadi di dunia karena media dan distopia negatif sudah beredar di ruang pikiran bawah sadar. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mencegah ketakutan terhadap masa depan? Polonen menjawab cara terbaik untuk menjauhkan rasa takut adalah menjalani hidup dan aktif berinteraksi dengan orang lain. Kita beraksi hari ini untuk hari esok sebab masa depan tidak akan menakutkan apabila membangunnya bersama dan masa depan tidak akan tiba, jika kita belum memulainya.

Kemudian Polonen menjelaskan tentang masa depan dan teknologi. Mesin melakukan tugas dari apa yang kita kerjakan. Mesin tidak pernah lelah, tak pula meminta THR. Mesin tidak mengajarkan kita apa yang baik dan buruk. Semakin kita membiarkan mesin berpikir semakin sedikit kita memikirkan kebaikan diri kita sendiri. Teknologi membuat manusia semakin berkuasa tetapi tidak mengubah siapa kita atau memberi pedoman apa yang etis kita lakukan. Teknologi menawarkan proposal perubahan yang serba canggih namun belum tentu manusiawi. Melalui buku inilah, Polonen ingin menawarakan masa depan yang lebih manusiawi meskipun banyak risiko. Karena itu, ambillah risiko dan bukalah diri anda menuju masa depan. Melompatlah ke tempat yang tidak diketahui.

  

 

 

Posting Komentar untuk "Future Skills"