Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Steven Arthur Pinker

Sosok fenomenal berdomisili Amerika Serikat ini pandai menyajikan tulisan yang bernas, menggugah intelektual dan mudah dimengerti para pembaca. Pilihan diksinya selalu menarik untuk dicermati, gaya komunikasinya provokatif dan sesekali berpenampilan nyentrik dengan potongan rambut ikalnya,  dialah Steven Arthur Pinker atau yang lebih populer Steven Pinker.

Steven Pinker lahir di Montreal, Kanada kemudian tumbuh berkembang di lingkungan kampus Amerika Serikat hingga sekarang. Pria jebolan doktor Harvard University ini fokus dalam kajian kognisi visual yaitu studi membayangkan bentuk, mengenali wajah, visual dan seterusnya. Pinker juga ahli bahasa sekaligus tekun menulis di majalah bergengsi New York Times dan melakukan penelitian sehingga atas kertas kerjanya tersebut dirinya sukses menyabet beberapa penghargaan seperti 2 kali finalis pulitzer, penerima 9 gelar doktor kehormatan, dan lain-lain. Untuk lebih detail, bisa diakses personal website-nya, stevenpinker.com.

Salah satu karya Pinker yang khatam saya baca adalah Enlightenment Now, buku setebal 700 halaman tersebut pada intinya menjelaskan tentang superioritas nalar, akselerasi sains, kemanusiaan dan kesejahteraan hidup. 

Kedudukan nalar sangat berarti di dalam diri seseorang. Nalar akan mencerahkan pemiliknya dalam memahami dunia dan cara menundukkannya serta melepaskan dari hal-hal delusif seperti firasat, khayalan, mistik, cenayang dan ramalan yang semuanya itu hanya ilusi semata. Nalar juga membuat seseorang menjadi lebih hidup, tumbuh dan berkembang hingga melampaui batas kemampuan manusia itu sendiri. Bahkan nalar memiliki sensitivitas terhadap batas-batas kebenaran, kesalahan, kebaikan maupun keburukan meskipun tidak dituntun perangkat aturan yang memadai. Oleh karena itu, Pinker berpesan kepada kita bahwa untuk mengoptimalkan nalar maka seseorang harus berani berpikir tanpa dibatasi meskipun mengundang pro kontra di sana sini.  

Sirkuit saraf yang begitu kompleks menjadi kekuatan utama bagi kognisi manusia dalam mengelola miliaran informasi. Bahan mentah informasi dikelola menjadi ide kemudian menjadi teori pengetahuan melalui proses eksperimentasi ketat yang kemudian menjadi solusi atas setiap persoalan hidup. Alur semacam ini terus berkembang selama nalar masih aktif digunakan. Kemampuan nalar melahirkan ide-ide cemerlang semakin maksimal jika pemilik terus memeras otaknya untuk bekerja setiap saat, namun jika nalar lebih banyak beristirahat maka tidak mustahil perannya akan tergantikan oleh kecerdasan buatan.

Kemudian Pinker menyinggung soal sains dan pola pikir ilmiah. Sains berangkat dari keraguan berbeda dengan agama berangkat dari keyakinan. Sains bertujuan untuk menemukan kebenaran konjektural dengan proses pembuktian dan prinsip trial and error. Tanpa melalui proses tersebut, setiap klaim kebenaran selalu dipertanyakan validitasnya secara ilmiah. Sains tidak arogan, tidak baperan bahkan rendah hati karena setiap kebenaran saintifik sangat terbuka untuk selalu digugat dan dikritik secara telak. Bagi sains, semua fenomena alam dapat ditelusuri hakikatnya via percobaan yang ketat tanpa dihegemoni oleh kekuatan apapun.

Perkembangan sains dapat diteropong dari dinamika ilmu sains alam yang semakin progresif, aktivitas di laboratorium semakin ramai, pola pikir ilmiah subur, budaya literasi tumbuh dan banyak peminat. Ini semua tidak terlepas dari uluran tangan para saintis dan tuntutan zaman yang mulai sadar pentingnya ilmu pengetahuan. Berkah dari perkembangan sains inilah teknologi semakin menjamur yang dapat membantu manusia melewati lika liku hidup.

Bagi Pinker, manusia adalah hewan berakal. Dia selalu mengkalkulasi segala tindakannya; menguntungkan atau merugikan. Dia akan  mengejar kepuasan dan manfaat yang sebesar-besarnya (the greatest good) untuk dirinya dan keluarganya. Pinker juga mengatakan  abad ini merupakan puncak kejayaan peradaban manusia bijak (homo sapiens) dan kejayaan ini terus meningkat secara eksponensial yang belum pernah kita saksikan sebelumnya. Laju kemajuan terus melintasi jalur kehidupan selama manusia masih eksis di bumi, kata Pinker.

Kemajuan ini berkorelasi positif terhadap kualitas hidup manusia. Manusia semakin kaya, sehat dan sejahtera yang pada akhirnya manusia semakin bahagia. Kemajuan ini bukan bim salabim tetapi proses pencerahan yang panjang. Wahai orang-orang yang berakal, selamat memasuki fase pencerahan!!


Posting Komentar untuk "Steven Arthur Pinker"