Nawal el Saadawi
Nawal menulis sebuah novel yang sarat kontroversial yaitu the Hidden Face of Eve yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Perempuan Dalam Budaya Patriarki. Dengan redaksi yang halus dan provokatif, Nawal sangat agresif menyuarakan suara dan nasib perempuan di tengah kondisi Mesir yang saat itu tidak baik-baik saja. Bagaimana tidak, mulai dari sektor ekonomi, politik, agama, budaya dan sosial dikuasai sepenuhnya oleh kelompok laki-laki tanpa ada keterwakilan perempuan.
Premis utama Nawal lantang menyuarakan aspirasi perempuan adalah dirinya sadar bahwa perlawanan terhadap hegemoni patriarki begitu kuat sehingga untuk melawannya dibutuhkan langkah agresif dan berani meskipun taruhannya adalah keselamatan diri sendiri. Nawal tanpa lelah menyuarakan perlawanan di ruang sosial maupun privat yang maskulinistik. Baginya patriarki adalah jangkar utama terciptanya maskulinisme yang merebak di kalangan umat saat itu.
Tidak berhenti di situ, Nawal tidak segan-segan melemparkan "kritik pedas" terhadap doktrin-doktrin agama yang diskriminatif terhadap posisi perempuan. Justifikasi agama dimanfaatkan untuk memperkokoh hegemoni maskulinisme lantas membuat Nawal semakin geram sehingga Nawal pernah mengatakan:
“Masyarakat Arab pada masa jahiliyyah adalah gambaran persilangan sistem patriarkat dan matriarkat dimana laki-laki memiliki tangan bagian atas. Di dalamnya tercermin karakter-karakter matriarkat yang perlahan-lahan mulai hilang dari tubuh masyarakat dan berganti dengan tahap patriarkat sebagai akibat dari kekangan yang dilakukan oleh kaum laki-laki terhadap kehidupan ekonomi dan agama”.
Kini Nawal telah tiada, tetapi api perjuangannya tidak boleh padam yaitu perjuangan emansipasi dan aksesibilitas perempuan terhadap sumber kehidupan. Tujuan utama perjuangannya adalah bukan melawan kodrat tetapi membiarkan berbeda dan dirinya merdeka.
Posting Komentar untuk "Nawal el Saadawi"