Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The 360 Leader

Buku ini termasuk kategori bisnis/kepemimpinan. Buku ini ditulis oleh John C. Maxwell yaitu seorang pakar kepemimpinan yang kapasitasnya diakui di berbagai mancanegara, sering berbicara di ruang publik terutama di hadapan perusahaan jajaran 500 fortune dan sering menjadi pembicara kancah internasional di markas PBB.
 
Buku ini menjelaskan tentang posisi bukanlah segalanya. Apapun posisi kita, kita tetap bisa berkontribusi untuk lembaga terlebih jika kita bisa mempengaruhi atasan, rekan dan bawahan. Posisi tengah (pemimpin 360: red) tidak perlu khawatir/disesalkan karena kita tetap dapat berperan dalam organisasi meskipun tidak menduduki jabatan penting.
 
Di dalam buku ini, John menjelaskan tentang berbagai mitos posisi tengah (pemimpin 360: red). Mitos pertama, "saya tidak bisa memimpin jika saya tidak di posisi atas". Mitos kedua, "Saat saya mencapai puncak, barulah saya akan belajar untuk memimpin". Mitos ketiga, "Jika saya sudah berada di puncak, orang pasti akan mengikuti saya". Mitos keempat, "Saat saya sampai di puncak, saya akan memegang kendali". Mitos kelima, "Saat saya sampai di puncak, saya tidak akan dibatasi lagi". Mitos keenam, "Saya tidak dapat mencapai potensi saya jika saya bukan pemimpin tertinggi". Mitos ketujuh, "Jika saya tidak dapat mencapai puncak, saya tidak akan mencoba memimpin". Mitos-mitos di atas jelas keliru, sebab menurut John dalam posisi apapun, kita tetap dapat berkontribusi, memberi warna bahkan penentu dalam organisasi. Menurut John, mitos-mitos di atas justru menghambat kita untuk bertindak maju yang harus dibuang jauh dari pikiran kita. Seseorang dinilai bukan dari posisi akan tetapi dari kontribusi.
 
Selain mitos di atas, posisi tengah juga mengalami banyak tantangan disadari atau tidak. Secara hierarki, posisi kita berada di tengah/di bawah yang mudah diintervensi oleh atasan. Tantangan pertama, "tekanan karena terperangkap di posisi tengah". Tantangan kedua, "Mengikuti seorang pemimpin yang tidak efektif". Tantangan ketiga, "Satu kepala banyak topi". Tantangan keempat, "Kita tidak terlihat di posisi tengah". Tantangan kelima, "Pemimpin lebih suka di depan daripada di tengah" Tantangan keenam, "Memperjuangkan visi menjadi lebih sulit jika bukan kita yang menciptakan". Tantangan ketujuh, "Memimpin orang lain di luar posisi anda tidak mudah".  Tantangan di atas disikapi secara bijak dan sederhana. John menekankan bahwa tugas kita bukan untuk mengritik atasan akan tetapi memberi nilai tambah untuk atasan. Tugas kita adalah terus menerus menawarkan ide dan gagasan serta pelaksanaan bagi organisasi, bukan lainnya.
 
Ada beberapa prinsip yang dipraktikan posisi tengah (pemimpin 360: red) untuk memimpin ke atas. Pertama, "memimpin diri anda sendiri dengan sangat baik". Kedua, "meringankan beban pemimpin anda". Ketiga, "Mau melakukan hal yang tidak mau dilakukan orang lain". Keempat, "Melakukan lebih dari sekedar mengelola-memimpin". Kelima, "Berinvestasi di ikatan relasional". Keenam, Bersiaplah setiap kali anda mengambil waktu pemimpin anda". Ketujuh, "Ketahui kapan harus mendorong dan kapan harus menahan diri". Kedelapan, "Menjadi pemain yang diandalkan". Kesembilan, "Jadilah orang yang lebih baik hari esok dibandingkan hari ini". Pada bagian ini, John menjelaskan tentang seorang pemimpin 360 harus memantaskan diri dengan penuh prestasi, siap diperintah oleh atasan dan jadilah sesuatu orang yang diandalkan.
 
Ada beberapa prinsip yang dilakukan posisi tengah (pemimpin 360: red) untuk memimpin ke samping. Pertama, "Memahami, mempraktikan dan melengkapi lingkaran kepemimpinan". Kedua, "Mendahulukan upaya melengkapi sesama pemimpin daripada upaya bersaing dengan mereka". Ketiga, "Menjadi seorang teman". Keempat, "Menghindari politik kantor". Kelima, "Memperluas lingkaran pergaulan anda". Keenam, "Membiarkan ide terbaik menang". Ketujuh, "Jangan berpura-pura sempurna". John menekankan bahwa dalam posisi tengah seperti ini, sesama rekan harus saling melengkapi bukan berkontestasi, saling mendukung bukan menjatuhkan dan memperluas ikatan emosional antar sesama rekan. Kita juga perlu menyamakan langkah dan iringan, saling bergandengan untuk menghadapi rintangan.
 
Terakhir, ada beberapa prinsip yang dipraktikan pemimpin 360 untuk memimpin ke bawah. Pertama, "Berjalan perlahan melewati lorong". Kedua, "Melihat semua orang sebagai angka 10". Ketiga, "kembangkan setiap anggota tim sebagai seseorang". Keempat, "tempatkan orang di zona kekuatan mereka". Kelima, "Berikan contoh dari perilaku yang anda inginkan". Keenam, "Sebarkan visi". Ketujuh, "Hadiah untuk hasil". Pada bagian ini, John menekankan kita untuk memanusiakan harkat dan martabat seseorang apapun posisinya; atasan, rekan atau bawahan. John juga mengingatkan kita agar sering-sering memberi teladan sebab keteladanan lebih baik ketimbang ucapan. Bawahan dengan sendirinya akan mengikuti kemauan atasan apabila atasan mempraktikan terlbih dahulu.
 
Pemimpin 360 (posisi tengah) adalah pemimpin yang paling efektif dalam organisasi. Organisasi besar membutuhkan banyak pemimpin 360 ketimbang top pimpinan. Pemimpin 360 juga merupakan cermin kualitas organisasi. Semakin banyak pemimpin 360 dalam organisasi maka semakin besar peluang maju dan suksesnya organisasi tersebut, Kata John.     

Posting Komentar untuk "The 360 Leader"