Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alvin Toffler


Alvin Toffler adalah seorang futurolog sekaligus penulis berkebangsaan Amerika Serikat. Alvin lahir di kota New York pada tahun 1928 dan wafat di kota California, Amerika Serikat pada tahun 2016. Semasa hidupnya, Alvin menghabiskan sisa umurnya di Negeri Paman Sam untuk meninggalkan jejak pemikiran bagi umat manusia modern melalui karya tulis seperti Future Shock, The Third Wave, The Adaptive Corporations dan masih banyak lagi. Selain penulis, Alvin juga sering tampil dalam panggung global untuk membicarakan isu-isu futuristik dan teknologi.

Saya sendiri tidak pernah berjabat tangan dengan Alvin apalagi membersamainya dalam ruang intelektual namun saya mengenal Alvin lewat karya-karyanya. Alvin adalah tokoh futuristik yang layak dipercakapkan di tengah melambatnya proses recovery pasca dihantam pandemi karena pikiran-pikiraannya sangat relevan untuk menghadapi ketidakpastian hidup di masa depan meskipun masih banyak tokoh futuristik lainnya seperti Lucio Venna, Ian Pearson, dan anak muda berbakat Steve Jobs. Meskipun Alvin bukanlah seorang peramal masa depan namun beberapa prediksi dan petunjuknya telah terbukti dan dirujuk beberapa manajer top dunia.

Di dalam buku Future Shock, Alvin menjelaskan tentang kondisi masa depan yang merupakan gejala sosial akibat terjadinya perubahan peradaban umat manusia secara eksponensial dan acak. Masa depan adalah krisis fisik maupun psikologis yang disebabkan kelebihan beban (overload) pada sistem organisme manusia dan pada proses pengambilan keputusannya. Masa depan telah tiba. Masa depan dimulai ketika kita memulai perubahan itu sendiri. Jika kita memulai perubahan sejak 5 tahun lalu maka masa depan sudah berjalan sejak 5 tahun itu dan jika masa depan baru dimulai 10 tahun yang akan datang maka masa depan baru dimulai pada 10 tahun itu.

Masa depan telah menggulung pandangan anda, keluarga anda dan gaya hidup anda. Masa depan membawa arus perubahan yang amat dahsyat yang belum pernah kita saksikan pada fase kehidupan sebelumnya. Hadirnya kecerdasan buatan, teknologi mesin cerdas, rekayasa genetika dan algoritma menandakan kemajuan peradaban umat manusia semakin cepat. Pola manual dan tradisional menjadi tidak relevan di tengah kehidupan yang serba otomatisasi. Perubahan yang cepat ini juga ditandai dengan surplusnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.   

Melalui buku Future Shock, Alvin menjelaskan lanskap masa depan yang sudah tampak dipermukaan. Masa depan akan mengagetkan bahkan pandangan manusia modern semakin dibuat takjub terhadapnya. Fenomena tersebut diantisipasi oleh Alvin dengan berbagai petunjuk agar manusia modern berdamai dengan keadaan tersebut. Secara substansial, buku ini menyerukan bahwa setiap perubahan membutuhkan alokasi biaya, tanpa dukungan biaya, perubahan hanya isapan jempol semata.

Di dalam buku The Third Wave, Alvin mengeksplorasi tentang 3 (tiga) fase besar kehidupan umat manusia. Fase pertama dan kedua, umat manusia memasuki fase pertahanan hidup dan pengembangannya. Mulai dari pengembara, petani, pelaku industri dan penemu. Buku ini menekankan tentang berbagai kesulitan dalam beradaptasi dengan masa depan. Baik berubah atau tidak, tetap membutuhkan biaya. Oleh karena membutuhkan biaya, maka perubahan lebih menguntungkan ketimbang tidak melakukan perubahan sama sekali.

Alvin menggambarkan peradaban industrial sedang runtuh dalam pengertian lingkungan teknologi, lingkungan sosial dan lingkungan informasi kemudian beranjak untuk menunjukkan bagaimana masing-masing reruntuhan ini mengalami perubahan revolusioner dalam dunia modern yang telah mempengaruhi pribadi kita. Masa depan bukan saja merupakan masalah rasa ingin tahu intelektual akan tetapi masalah kelangsungan hidup umat manusia. 

Melalui bukunya The Adaptive Corporation, Alvin membuat heboh publik beberapa perusahaan Amerika Serikat saat itu. Rekomendasinya adalah agar perusahaan membuat perubahan secara radikal disesuaikan dengan perubahan yang sedang terjadi. Kemampuan beradaptasi merupakan kunci kesuksesan perusahaan/organisasi jika ingin eksis dan berusia panjang hingga masa depan. Namun sebaliknya, perusahaan yang tidak mau beradaptasi dengan perubahan zaman siap-siap akan gulung tikar.

Buku ini merupakan karya masterpiece Alvin yang berhasil mendialogkan masa lalu dengan masa sekarang dan masa depan. Sub kultur dan peradaban sosial yang sudah tidak relevan patut ditinggalkan kemudian diganti dengan kultur dan peradaban baru. Di dalam laporannya, Alvin menitipkan suatu pesan kepada manajer top perusahaan bahwa bertahan hidup di masa perubahan menghendaki fleksibilitas, ketahanan dan ketanggapan suatu perubahan yang bersifat adaptif.

   

Posting Komentar untuk "Alvin Toffler"