Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Art of Thinking Clearly

 

Buku ini dikarang oleh Rolf Dobelli. Buku ini termasuk international bestseller. Buku ini memberikan beberapa pedoman jitu kepada kita agar terhindar dari sesat berpikir (wrong fallacy). Kita cenderung mencontoh orang-orang sukses kemudian mencari tahu rahasianya dan menconteknya secara apa adanya di dalam kehidupan kita. Apakah kita akan menjadi sukses? belum tentu. Strategi orang sukses tentu saja berbeda dengan konteks dimana kita hidup sehingga menjadi dasar kesesatan berpikir dalam mengambil setiap keputusan.

Buku ini menjelaskan supaya kita tidak salah dalam mengambil keputusan terhadap diri sendiri, sosial kemasyarakatan dan bisnis. Kegagalan para manajemen bisnis bukan karena turunnya harga index saham akan tetapi kesalahan logika yang dimiliki sehingga memperburuk pengambilan keputusan di tengah situasi yang tidak menentu. Menurut Dobelli, ambruknya organisasi dan kehidupan kita sangat dipengaruhi oleh satu paket keputusan yang buruk. Mungkin awal-awal keputusan itu telihat berhasil dan tepat sasaran namun sesungguhnya kita sedang menggali lobang kehancuran bagi organisasi kita.

Buku ini menjelaskan tentang 99 sesat pikir di antaranya bias informasi, bias kelangkaan, bias biaya, bias otoritas, bias kelompok, bias peluang, sleeper effect, dll. Bias-bias biasa terjadi pada diri manusia sehingga manusia mudah terjatuh dalam kesesatan berpikir.

Pertama, bias informasi seperti manusia mengambil keputusan dari informasi yang tidak utuh, tidak valid dan mudah menerima informasi tanpa disertai sikap kritis. Kedua, bias kelangkaan seperti manusia akan merasa bersalah jika tidak memanfaatkan objek yang sedikit (langka). Artinya dengan mengambil objek yang langka, seolah-olah dirinya akan selamat terhindar dari kerugian padahal sesuatu yang langka itu belum tentu bermanfaat bagi kehidupan kita. Ketiga, bias biaya seperti manusia tidak mau terjatuh pada kerugian yang sama. Biaya yang sudah dikeluarkan menjadi pertimbangan utama seseorang mengambil kebijakan karena dirinya tidak mau rugi. Keempat, bias otoritas seperti pendapat dan opini dari pemegang kekuasaan dianggap lebih mendekati kebenaran ketimbang non-penguasa padahal belum tentu. Kelima, bias kelompok seperti pendapat mainstream tidak mungkin keliru dan lebih mendekati kebenaran, padahal tidak juga. Bias ini akan membentuk manusia mudah menuruti kemauan kelompok tanpa mengkritisinya. Keenam, bias peluang seperti setiap peluang harus sgeera diambil tanpa dikalkulasi baik dan buruknya. Bias ini membuat orang menjadi gegabah dalam mengambil keputusan. Ketujuh, sleeper effect seperti propaganda informasi. Orang mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar meskipun tidak diketahui jelas sumbernya. Bahkan informasi simpang siur ini akan menjadi kredibel dan akan mengikis sumbernya secara perlahan-lahan.       

Kuncinya adalah gunakan akal sehat, logika dan nalar yang lurus dalam setiap keputusan. Dan untuk menghadapi kesuksesan hidup, bisnis dan kemasyarakatan maka buku ini patut dibaca dan kita ambil pelajaran darinya.  

 

Posting Komentar untuk "The Art of Thinking Clearly"