Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

All Life is Problem Solving

Karl Popper menulis buku All Life is Problem Solving. Hipotesisnya adalah setiap kehidupan pasti ada masalah dan dinamika kehidupan adalah dinamika masalah. Semua organisme makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan maupun manusia pasti mengalami masalah hidup dan selalu mencari solusi agar terhindar dari masalah yang dihadapi. Cara mencari solusi menggunakan metode sains berupa trial and error alias coba-coba. Organisme akan selalu mencari solusi yang paling presisi untuk dirinya agar terlepas dari masalah hidup.

Secara garis besar, Popper membagi 3 (tiga) ruang lingkup sains yaitu masalah (the problem), solusi yang ditawarkan  (the attempted solutions) dan eliminasi (the elimination).

Sains berangkat dari masalah kehidupan. Ada masalah faktual yang terjadi dan dapat diindera secara kasat mata. Masalah bukan bagian dari norma atau dogma melainkan fenomena yang menyulitkan semua organismehidup. Sehingga masalah mampu mendorong setiap organisme hidup untuk mencari solusi yang tepat sebagai pintu keluar dari masalah yang dihadapi.

Ketika masalah terjadi, maka langkah selanjutnya adalah menawarkan berbagai solusi alternatif. Organisme hidup selalu mencoba berbagai solusi. Satu persatu solusi diuji coba hingga menemukan solusi paling tepat sebagai jalan keluar dari masalah. Sehingga solusi yang paling presisi dan tepat akan mengeliminasi solusi lain.

Eliminasi berbagai solusi merupakan langkah logis dan ilmiah ketika organisme hidup sedang menghadapi masalah. Solusi yang tidak tepat akan diganti dengan solusi baru yang lebih menjanjikan. Siklus mencari dan mengganti solusi terus akan terjadi selama kehidupan terus memproduksi aneka masalah baru.

Menurut Popper, solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah mungkin tepat pada saat itu namun belum tepat untuk masa depan. Solusi yang tepat akan menjadi masalah baru (the new problem) yang membutuhkan solusi lebih dalam, bukan sekedar solusi biasa. Sehingga Popper menambahkan 1 (satu) ruang lingkup sains yaitu masalah baru (the new problem) yang membutuhkan solusi lebih dalam dari solusi yang ditawarkan sebelumnya.

Untuk mendapatkan solusi paling presisi, Popper mengajarkan kita 2 (dua) hal yaitu sikap kritis diri dan sikap adaptif. Pola pikir kritis mampu menemukan titik kelemahan setiap solusi yang ditawarkan sehingga akan mendorong produksi solusi yang lebih logis. Tanpa sikap kritis, organisme makhluk hidup akan sulit menemukan solusi presisi. Selanjutnya adalah kemampuan beradaptasi. Kelebihan Einstein ketimbang Amoeba dalam menawarkan solusi adalah manusia memiliki kemampuan adaptasi terhadap segala bentuk perubahan meskipun solusi yang ditawarkan gagal maka dirinya tidak akan binasa. Berbeda dengan hewan, dia akan menawarkan solusi secara subjektif dan tidak dapat difalsifikasi. Ketika solusi yang ditawarkan gagal maka dirinya akan binasa.     

 

Posting Komentar untuk "All Life is Problem Solving"