Lewis Dartnell dan Karya Origins
Kita selalu bertanya di benak kita, bagaimana asal muasal kita dan dari mana kita? apakah kita terlahir dari pertemuan ovum dan sperma orang tua kita? atau kehadiran kita di muka bumi hanya sekedar kebetulan? pertanyaan-pertanyaan di atas tidak akan dibahas secara filosofis oleh Dartnell akan tetapi lebih jauh dari itu. Dartnell di dalam bukunya Origins menjelaskan sejarah awal kehidupan mulai dari fase awal, sekarang hingga masa depan dengan basis hard science dan sejarah yang ditawarkannya. Dartnell membongkar pertanyaan dasar di atas secara meluas agar setiap pembaca memiliki multi perspektif terhadap awal mula penciptaan di bumi. Dartnell tidak membahas kulit-kulitnya saja akan tetapi masuk lebih dalam ke daging-dagingnya dengan menelusuri sejarah dan argumentasi ilmiah tentang sejarah kehidupan dengan pendekatan big history (sejarah besar). Salah satu ciri khas pendekatan big hirtory yang digunakan Dartnell adalah beliau sangat piawai menjelaskan unsur-unsur bumi yang berpengaruh terhadap keberadaan umat manusia di bumi, meluasnya hukum sebab-akibat, pengaruh lingkungan terhadap karakter manusia serta pendulum iklim yang berubah-ubah menjadikan manusia sebagai makhluk yang memiliki mobilitas tertinggi dalam sejarah homo.
Pendekatan Big History
Menurut Dartnell, Big History adalah pendekatan sejarah besar yang mengkaji fenomena secara komprehensif dan multi perspektif yang mengelaborasi dua kajian sekaligus yaitu sejarah dan sains kasar (hard science). Pendekatan big history yang sedang viral di kalangan Saintis dipinjam oleh Dartnell untuk menjelaskan bagaimana bumi dan lingkungan terbentuk dari awal fenomena big bang hingga berpengaruh terhadap personal manusia di bumi. Air mata yang kita miliki merupakan air yang mengaliri Sungai Nil, zat besi di tubuh kita berasal dari kerak bumi, zat garam yang mengalir di darah kita berasal dari aliran celah samudra hingga pada akhirnya manusia mampu mengelola besi menjadi baja berton-ton yang terbang di atas kepala kita.
Awal Mula
Awal kehidupan di dalam urutan tata surya dimulai dengan peristiwa big bang yang terpecah menjadi energi-energi kecil hingga membentuk molekul dan protein. Molekul dan protein saling bertabrakan hingga membentuk segumpal benda angkasa berupa planet muda. Tabrakan antar benda kecil tersebut disebabkan gaya gravitasi yang kuat seperti magnet yang saling tarik menarik. Setelah terbentuk planet-planet muda, matahari sebagai sumber energi kehidupan mulai memberikan zat-zat dasar kehidupan.
Genus Homo
Awal mula kehidupan tata surya sejak 4.5 milyar tahun yang lalu telah membangkitkan pertanyaan besar para Saintis yaitu kapan organisme hidup mulai ada di muka bumi? setelah Eukariot timbul organisme lainnya hingga lahirnya genus homo sejak 200.000 tahun lalu tepatnya sejak terjadi glasiasi besar yaitu melumernya es di kutub bumi. Awal Homo Sapiens adalah 40.000-100.000 tahun yang lalu ditandai dengan semakin besarnya otak, dan bentuk tulang belakang yang semakin tegak, hilang tulang ekor dan berkaki dua. Homo Sapiens inilah sebagai cikal bakal manusia saat ini. Setiap informasi angkatan genus homo dapat diketahui melalui fosil yang ditemukan. Fosil menjelaskan secara gamblang sejarah awal mula homo dan organisme hidup lainnya.
Perkembangan Homo Sapiens
Homo Sapiens diperkirakan hidup tahun 50.000 tahun lalu. Homo ini memiliki keterkaitan DNA dari sumber yang sama dari mamalia sebelumnya. Homo Sapiens ini hidup nomaden untuk mempertahankan kehidupan mulai dari Afrika Timur hingga ke Eropa, Australia dan Amerika. Sejak 25.000 tahun yang lalu mulai ditemukan bahasa dan api sebagai media komunikasi dan memasak. Temuan ini disebabkan terjadinya perubahan iklim di bumi. Bumi terasa hangat sehingga tumbuhan dan hewan mulai hidup berkembang biak. Air semakin meluap akibat gletser es telah mencair karena pemanasan bumi saat itu mencapai 7 derajat celcius. Air yang melimpah menyebabkan lingkungan dan tanah menjadi subur dan penghijauan semakin tumbuh di daratan bumi.
Bumi yang semakin subur menyebabkan tumbuhnya tanaman baru yang dapat dikonsumsi oleh Homo Sapiens saat itu. Homo Sapiens mulai banyak menanam tanaman untuk makanan pokok serta mulai mengendalikan hewan liar. Fenomena ini yang disebut sebagai domestifikasi hewan dan tanaman. Pada saat itu, Homo Sapiens mulai mengenal kawasan dan menetap di suatu daerah, dirinya mulai memelihara hewan ternak untuk dikonsumsi dan mulai mengembangkan lahan pertanian serta saat itu pula Homo Sapiens mulai memiliki waktu yang banyak untuk berpikir.
Homo Sapiens mulai pintar, kecerdasan majemuk mulai terbentuk. Antar sesama mereka saling berkomunikasi disebabkan mereka telah meminum susu dari hewan ternak yang dipeliharanya. Kecerdasan majemuk ini ditandai dengan kemampuan mereka membuat batu menjadi perkakas untuk memasak dan memburu. Kecerdasan ini juga dipengaruhi oleh bumi yang semakin subur. sungai dan danau yang teraliri air hingga masuk ke celah-celah tempat tinggal Homo Sapiens.
10.000 tahun yang lalu, Homo Sapiens mulai belajar menggali dan menggunakan sumber daya alam yang ada di perut bumi. Biji besi diolah menjadi baja, batubara menjadi bahan bakar hingga peralatan besi mulai ditemukan. Munculnya sumber daya alam dari perut bumi mendorong Homo Sapiens memasuki era kemajuan dimana temuan teknologi semakin beragam hingga akhirnya tiba revolusi industri. Melimpahnya sumber daya alam juga meningkatkan karbonisasi di atmosfer bumi sehingga bumi semakin hangat yang memaksa Sapiens untuk selalu beradaptasi. Bulu dan wol hewan mulai dijadikan baju penghangat, dan lain sebagainya.
Temuan Teknologi
Sejak 5.000 tahun yang lalu, Homo Sapiens menggapai kemajuan yang melesat melampaui waktu 2.5 milyar tahun sebelumnya. Menurut Dartnell, kemajuan ini bukan semata-mata kecerdasan majemuk akan tetapi bumi yang selalu membantu Homo Sapiens hingga mencapai derajat kesempurnaannya. Surplus energi dan kecerdasan ini menjadikan Homo Sapiens mampu menemukan temuan yang belum pernah disaksikan pada fase sebelumnya. Mulai dari revolusi industri ditandai dengan menjamurnya pabrik dan tenaga profesional hingga saat ini dengan ponsel cerdas yang mampu menawarkan jenis makan siang yang hendak disantap bersama rekan-rekan kerja.
Akselerasi teknologi saat ini tidak terlaps dari sejarah panjang bumi masa lalu sebagai bahan untuk membentuk masa sekarang hingga masa depan. Teknologi tidak akan berhenti sampai saat ini akan tetapi terus berkembang pesat hingga 100 tahun ke depan. Lompatan teknologi akan membentuk Homo Sapiens menjadi Homo Deva layaknya dewa yang memiliki kekuatan ultra cerdas. Kehidupan masa depan sudah dapat diprediksi dari sekarang dengan kemampuan kecerdasan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta surplus energi yang semakin melimpah ruah.
Homo Sapiens yang layaknya dewa akan hadir di masa depan dengan penuh kedigdayaannya. Manusia yang dahulunya disumbang oleh bumi dan lingkungan justru sebaliknya mereka tidak akan ragu-ragu untuk mendominasi bumi dan kehidupannya. Bahkan Homo Sapiens akan mudah kufur nikmat, tidak tahu berterima kasih terhadap bumi dan lingkungan yang telah membentuknya. Dan diakhir buku ini, Dartnell menjelaskan bahwa bumi dan lingkungan serta alam semesta akan membawa Homo Sapiens dan organisme hidup lainnya menuju tatanan hidup yang istimewa, memukau dan sempurna serta proses evolusi ini terus berlangsung hingga masa depan.
Posting Komentar untuk "Lewis Dartnell dan Karya Origins"