Data: dari Liabilitas menjadi Aset
Data merupakan barang mewah yang memiliki nilai dan harga yang cukup mahal di masa depan. Data menjadi objek buruan para inovator kehidupan. Dahulu, minyak merupakan komoditi mahal namun ke depan data yang akan menggantikannya. Ilustrasi antara data dengan minyak merupakan konsekuensi ekonomis dari data sekedar liabilitas menjadi sebuah aset yang bernilai, dari data yang dahulu terbuang dan tidak berharga menjadi aset yang bernilai dan diperebutkan. Ada beberapa keunggulan data dibanding dengan minyak;
- Data lebih mudah ditambang ketimbang minyak. Dengan hadirnya perusahaan sosial raksasa seperti facebook, amazon, dan google, maka data seseorang akan menjadi lebih berharga dan terbuka. 2/3 penduduk bumi sudah menggunakan google dan sudah familiar menggunakan platform digital dalam berinteraksi sesama rekan bisnis atau sanak keluarga ditambah lagi dengan hadirnya netflix yang menyodorkan berbagai film dan seri drama terbaru yang banyak diminati para penggemarnya.
- Data lebih mudah dibagikan ketimbang minyak. Tambang minyak di sebuah lobang semakin langka, apalagi untuk mengebor kedua kalinya tentu saja lebih mahal harganya. Berbeda dengan data yang semakin sering digunakan / dibagikan maka semakin murah. Hadirnya jaringan dan router semakin mudah membagikan data-data ke pelosok negeri tanpa harus memikirkan kendaraan besar dan tenaga pengangkut.
- Kepemilikan data menjadi terbuka dan bersama-sama. Join kepemilikan menjadi fenomena biasa terutama data-data yang bersifat publik. Tidak ada lagi privatisasi data atau monopoli data yang hanya dikuasai oleh segelintir orang.
- Distribusi data lebih murah secara finansial ketimbang komoditi minyak. Tidak perlu mobil besar, tenaga pengangkut tetapi cukup klik satu jari dalam hitungan detik.
- Data menjadi barang sangat berharga di era revolusi teknologi. Data menjadi instrumentasi benda sebab setiap benda fisik akan menjadi data yang abstak, buram, bahkan tidak terlihat namun dirasakan manfaatnya.
Posting Komentar untuk "Data: dari Liabilitas menjadi Aset"