Christine Kenneally dan Kisah DNA
Para peneliti sedang mengembangkan korelasi DNA dan budaya yaitu bagaimana DNA manusia mempengaruhi sejarah dan bagaimana sejarah mempengaruhi DNA manusia. Ternyata, keduanya (DNA, sejarah-red) telah mempengaruhi kehidupan kita; pribadi, keluarga bahkan masyarakat. Belum lama ini, rakyat Eropa menggunakan teknik genetika populasi untuk mempelajari penyebaran mereka. Para peneliti menyimpulkan bahwa kisah-kisah itu berkumpul secara geografis seperti gen. Pengaruh batasan geografi serta bahasa jauh lebih kuat pada kisah-kisah tersebut daripada gen.
Kini setelah kita mampu melihat lebih jelas apa yang diturunkan kepada kita, apa yang akan kita pilih untuk tidak diturunkan kepada keturunan kita? lalu apa yang akan kita turunkan kepada garis keturunan kita? kita akan melakukannya dengan cara tradisional, tapi kita juga memiliki satu metode dengan benar-benar baru yaitu DNA merupakan media luar biasa untuk menyimpan informasi dengan kepadatan tinggi, para ilmuwan mulai mengeksplorasi potensi pengunaan DNA sebagai alat penyimpanan digital hal-hal baik maupun buruk.
Upaya pertama yang dilakukan adalah menyandikan pesan sederhana yang terdiri dari beberapa kata, dilakukan pada akhir abad kedua puluh. Satu dekade kemudian, para ilmuwan mulai bisa menentukan kisah kompleks dalam DNA termasuk pidato Martin Luther King yang berjudul I Have a Dream, makalah ilmiah dan tentu saja Soneta karya William Shakespeare. Cerdiknya, teknik baru ini mungkin akan menambahkan banyak lapisan pada palimset DNA. Ternyata, DNA mampu menginformasikan kepada kita kisah-kisah terdahulu, menyimpan kisah saat ini dan membentuk kisah masa depan. Kajian DNA patut untuk dielaborasi dengan kajian lainnya sebagai salah satu alternatif dalam menghadapi problem umat manusia saat ini.
Posting Komentar untuk "Christine Kenneally dan Kisah DNA"