Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghindari Keseragaman

Manusia menyukai keseragaman dalam hal apapun terutama keseragaman antar personal dan kelompok. Mengapa? karena keseragaman diartikan sebagai bentuk soliditas, kesamaan visi serta menghindari berbagai perbedaan yang ada. Keseragaman pikiran, tindakan, bahkan gaya hidup tak luput dari perhatian. Orang suka meniru idolanya dalam berpakaian, gaya bicara dan pikiran karena mereka menghendaki seragam dengan idolanya tersebut.

Ketidakseragaman dianggap sebagai bentuk perlawanan, tidak sah apa yang dilakukannya dan dianggap sebagai pelanggaran padahal apa yang dilakukannya belum tentu menyalahi kaidah-kaidah kebenaran. Keseragaman lebih disukai karena tidak menimbulkan konfrontasi langsung dari kubu mayoritas. Keseragaman inilah yang menjadi cikal bakal diotomatisasinya semua lini kehidupan oleh kecerdasan buatan.

Keseragaman melahirkan pola yang mudah terbaca dan linier. Keseragaman merupakan bentuk kemalasan kreativitas karena tinggal menduplikasi yang sudah ada. Konsep otomatisasi merupakan jawaban atas pertanyaan besar bahwa fenomena keseragaman akan diambil alih oleh AI (artificial intelligence) dan secara langsung memerintahkan manusia untuk berpikir dan kreatif tanpa batas sehingga apa yang dilakukannya tidak mudah ditiru atau diotomatisasi oleh mesin cerdas.

Kinerja, pikiran, dan aktivitas yang berpola telah diambil alih oleh AI saat ini. Namun AI belum mampu membaca pola acak, rasa dan pikiran yang tidak konsisten terutama kecerdasan humanis seperti derma, peduli, welas asih, dll. Untuk menghindari pengambilalihan secara paksa oleh AI atas apa yang kita lakukan, maka keseragaman harus segera dihindarkan.   


Posting Komentar untuk "Menghindari Keseragaman"