Mengejar Akselerasi Teknologi Terapan
Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan awal dari perubahan. Manusia-manusia purba (homo homonid) telah berubah secara fisik, perilaku dan pikiran akibat ditemukannya ilmu pengetahuan dan akal yang mulai cerdas sehingga melahirkan inovasi dalam menyelesaikan persoalan hidup yang dialami. Ilmu pengetahuan itulah menjadi transisi perubahan dari fase awal manusia purba menuju fase bertani. Alat alat bertani seperti perkakas mulai dirancang oleh manusia purba untuk menanam, memelihara hewan ternak dan memburu. Mereka mulai mengetahui bagaimana caranya mencari makanan dan membuat rumah tempat tinggal secara menetap. Ilmu pengetahuan inilah merupakan bahan bakar utama dalam menciptakan laju perubahan dari masa tradisional menuju masa bertani hingga modern.
Kemajuan ilmu pengetahuan memiliki manfaat ketika dapat diwujudkan dalam bentuk teknologi terapan sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh manusia. Teknologi yang lahir saat ini tidak terlepas dari konsep ilmu pengetahuan, teknologi merupakan output dari ilmu itu sendiri. Lahirnya teknologi mutakhir tidak terlepas dari peran cendekia dan saintis yang tekun di ruang laboratorium untuk bereksperimen tanpa henti. Berbagai bentuk teknologi telah lahir mulai dari sistem Kecerdasan Buatan (KB), robotik, algoritma, hingga teknologi informasi. Bentuk-bentuk teknologi ini semakin berkembang dengan kemajuan bahasa coding, jaringan internet untuk nilai (internet of value), komputasi dan grafis sehingga dikompilasikan sebagai paket teknologi raksasa yang siap mengancam eksistensi manusia.
Perubahan memiliki dua dampak yaitu positif dan negatif. Kemajuan teknologi dapat berakibat positif apabila teknologi membantu manusia dalam menghadapi persoalan hidup, membuat bahagia dan bertambah sejahtera. Artinya teknologi merupakan supporting unit dari peran manusia sehingga manusia akan mencapai kesejahteraan tertinggi dari fase hidup sebelumnya. Namun sebaliknya teknologi berdampak negatif apabila teknologi menegasikan peran manusia di dalam kehidupan sehingga peran kehidupan diambil sepenuhnya oleh raksasa sistem teknologi. Artinya teknologi merupakan alat untuk dehumanisasi di muka bumi.
Perubahan yang semakin tidak wajar akibat letupan teknologi terapan harus diimbangi dengan prinsip etika kebangsaan dan individu sehingga keberadaan teknologi terapan bukan menjadi boomerang yang justru menghancurkan bangsa dan individu yang ada. Para perancang teknologi terapan harus mampu mengendalikan akselerasi teknologi, tidak dilepas begitu saja karena amat membahayakan posisi manusia. Teknologi terapan harus sejalan dengan prinsip kemanusiaan bukan saling mengeliminasi satu sama lain.
Posting Komentar untuk "Mengejar Akselerasi Teknologi Terapan"