Kesetaraan Reproduksi
Kesetaraan reproduksi seperti fenomena lesbian dan gay masih menjadi persoalan bagi umat manusia saat ini. Selain hambatan norma sosial, budaya, agama dan hukum, temuan-temuan riset sains dan bioteknologi masih belum mampu mewujudkan kesetaraan reproduksi sejati karena kesamaan kromosom bawaan masing-masing personal sejenis. Namun jangan khawatir, solusi atas persoalan kesetaraan reproduksi sejati mendapatkan titik terang dari perspektif sains dan teknologi di masa depan.
Kesetaraan reproduksi merupakan hak setiap orang baik pasangan heteroseksual maupun homoseksual. Untuk pasangan heteroseksual tidak mengalami kendala sebab masing-masing pasangan berbeda jenis kelamin; laki-laki dan perempuan sehingga kromosom X dan Y yang dibawa masing-masing individu berpotensi melahirkan keturunan cabang bayi yang berjenis kelamin laki (kromosom X dan Y) maupun perempuan (dua kromosom X) berdasarkan hubungan seksual alamiah.
Manusia memperlakukan seks sebagai aktivitas relaksasi dan sarana reproduksi. Beberapa jenis kelamin akan terlibat dalam proses reproduksi alamiah (pasangan beda jenis) dan ada yang tidak terlibat (pasangan sejenis). Persoalan selanjutnya adalah untuk pasangan homoseksual seperti gay dan lesbian. Pasangan sejenis tersebut berkeinginan memiliki keturunan secara sejati namun hingga saat ini sains dan teknologi belum memberikan kabar gembira tentang rencana itu. Pasangan sejenis hanya bisa mengangkat anak atau meminjam rahim pihak ketiga atau menerima donor sperma pihak ketiga karena pasangan homoseksual lazimnya hanya memiliki 1 kromosom sejenis; kalau tidak X sudah pasti Y.
Untuk mendapatkan kesetaraan reproduksi sejati bagi pasangan sejenis maka kita membutuhkan ilmu biologi sintesis untuk menciptakan gen baru, imajinasi dan kreativitas untuk memutuskan gonad, alat kelamin dan fitur seksual. Adapun cara lain adalah memodifikasi kromosom yang sudah ada untuk digabungkan dengan gen yang sudah dimodifikasi. Sangat mungkin untuk merekayasa hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang menuntut kesetaraan reproduksi sejati.
Selain bioteknologi, rancangan DNA sintesis juga dapat sebagai alternatif lain. Dimana pada saatnya nanti kita akan mampu merancang manusia tanpa melalui hubungan seksual alamiah dengan merekayasa kromosom atau membentuk jenis DNA baru manusia. Kemajuan sains kedokteran dan bioteknologi masa depan mengafirmasi beberapa kemungkinan perubahan hukum alam dalam hal reproduksi manusia yaitu melahirkan manusia menjadi “memesan” manusia. Di saat itu, ide kesetaraan reproduksi sejati dengan bantuan rekayasa DNA dan bioteknologi lazim dilakukan.
Imajinasi kita tentang manusia masa depan tidak terlepas dari pengamatan terhadap letupan teknologi dan akrobasi sains yang semakin menjadi-jadi dasawarsa ini. Selain reproduksi, barangkali pengembangan jenis kelamin manusia seiring waktu akan bertambah di masa depan; laki, perempuan, hermafrodit, dst.
Kesetaraan reproduksi merupakan hak setiap orang baik pasangan heteroseksual maupun homoseksual. Untuk pasangan heteroseksual tidak mengalami kendala sebab masing-masing pasangan berbeda jenis kelamin; laki-laki dan perempuan sehingga kromosom X dan Y yang dibawa masing-masing individu berpotensi melahirkan keturunan cabang bayi yang berjenis kelamin laki (kromosom X dan Y) maupun perempuan (dua kromosom X) berdasarkan hubungan seksual alamiah.
Manusia memperlakukan seks sebagai aktivitas relaksasi dan sarana reproduksi. Beberapa jenis kelamin akan terlibat dalam proses reproduksi alamiah (pasangan beda jenis) dan ada yang tidak terlibat (pasangan sejenis). Persoalan selanjutnya adalah untuk pasangan homoseksual seperti gay dan lesbian. Pasangan sejenis tersebut berkeinginan memiliki keturunan secara sejati namun hingga saat ini sains dan teknologi belum memberikan kabar gembira tentang rencana itu. Pasangan sejenis hanya bisa mengangkat anak atau meminjam rahim pihak ketiga atau menerima donor sperma pihak ketiga karena pasangan homoseksual lazimnya hanya memiliki 1 kromosom sejenis; kalau tidak X sudah pasti Y.
Untuk mendapatkan kesetaraan reproduksi sejati bagi pasangan sejenis maka kita membutuhkan ilmu biologi sintesis untuk menciptakan gen baru, imajinasi dan kreativitas untuk memutuskan gonad, alat kelamin dan fitur seksual. Adapun cara lain adalah memodifikasi kromosom yang sudah ada untuk digabungkan dengan gen yang sudah dimodifikasi. Sangat mungkin untuk merekayasa hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang menuntut kesetaraan reproduksi sejati.
Selain bioteknologi, rancangan DNA sintesis juga dapat sebagai alternatif lain. Dimana pada saatnya nanti kita akan mampu merancang manusia tanpa melalui hubungan seksual alamiah dengan merekayasa kromosom atau membentuk jenis DNA baru manusia. Kemajuan sains kedokteran dan bioteknologi masa depan mengafirmasi beberapa kemungkinan perubahan hukum alam dalam hal reproduksi manusia yaitu melahirkan manusia menjadi “memesan” manusia. Di saat itu, ide kesetaraan reproduksi sejati dengan bantuan rekayasa DNA dan bioteknologi lazim dilakukan.
Imajinasi kita tentang manusia masa depan tidak terlepas dari pengamatan terhadap letupan teknologi dan akrobasi sains yang semakin menjadi-jadi dasawarsa ini. Selain reproduksi, barangkali pengembangan jenis kelamin manusia seiring waktu akan bertambah di masa depan; laki, perempuan, hermafrodit, dst.
Posting Komentar untuk "Kesetaraan Reproduksi"