Unboss
Konsep unboss mengajarkan kita pentingnya persamaan kedudukan dalam bekerja berdasarkan keahlian bukan hierarki kekuasaan. Kebijakan diambil dari keahlian seseorang bukan serta merta kemauan pimpinan, unboss juga mengajarkan kita bagaimana merubah pola pikir kritis, menggugat asumsi-asumsi yang sudah mapan yang menjadi pusaka budaya dari pimpinan-pimpinan sebelumnya yang dipraktikkan secara turun temurun dalam relasi organisasi, unboss juga mendorong perubahan bisnis utama yang lebih simpel meninggalkan tradisi-kuno yang seolah-olah sempurna tidak ada kekurangan sedikitpun, unboss juga mengajarkan sistem birokrasi organisasi yang semakin ramping, sederhana dan tidak ribet serta mudah dijalankan.
Di masa depan, kita akan menyaksikan unboss-unboss baru yang lebih keren, enerjik, nirbatas dan visioner. Kita tidak lagi melihat bos-bos yang memakai setelan jas gelap, pakai jam tangan Rolex, menaiki BMW seri teranyar, istri bos yang semakin muda, anak yang lucu-lucu, bonus poin yang cukup di dalam kartu platinum, bos yang kerjaannya melihat rekening ketimbang bawahan, serta bos yang kerjaannya duduk manis di ruang ber AC. Bos-bos semacam ini biasanya mereka yang paruh baya yang belum siuman dari keadaan yang meninakbobokannya. Benar sekali memang apa yang dikatakan oleh Joseph Crossman “Paruh baya adalah ketika pengetahuan luas dan perut kecil anda bertukar tempat”.
Ke depan, kita akan menyaksikan unboss-unboss yang tidak ada sekat dan jarak dengan rekan kerja serta berinteraksi dengan cara informal. Pintu ruang terbuka lebar-lebar, selalu gelisah dengan asumsi-asumsi yang sudah mapan serta mau memberikan kesempatan kepada rekan kerja untuk mengeksplorasi potensi dirinya bukan membatasinya. Individu bukan utama faktor produksi akan tetapi produksi berbasih pengetahuanlah yang akan terjadi. Akan lebih banyak lagi pekerjaan berbasis pengetahuan dan lebih sedikit tugas rutin karena komputer dan robot akan muncul dimana-mana sedangkan pekerjaan rutin kian lama kian tidak umum.
Fenomena unboss di pelbagai organisasi sudah mulai terjadi. Pertama, kita harus meninggalkan cara-cara lama. Cara lama yang dianggap masih relevan dan mendatangkan kebaikan bersama padahal menjadi bom waktu yang akan mengambrukkan organisasi. Contoh perusahaan kodak yang tidak mau merubah bisnis utamanya secara radikal dan masih mengira bahwa orang-orang masih suka dengan hasil foto kertas ternyata harus gulung tikar sekejap tergantinkan dengan perusahaan Hp yang menyediakan megapixel foto. Contoh lain Instagram yang berumur 551 hari bernilai 1 miliar dollar sedangkan New York Times.Co yang berumur 116 tahun bernilai 967 juta dollar. Kedua, selalu bertanya dan sedikit berbicara. Mempertanyakan kembali asumsi-asumsi yang sudah mapan dan memikirkan hal-hal yang tak terpikirkan serta memberikan ide dan solusi bagi persoalan organisasi agar semakin lengkap dan sempurna. Ketiga, organisasi masa depan bukan sekedar mencari laba dan keuntungan semata akan tetapi lebih banyak menghasilkan nilai-nilai sosial antar sesama. Bantu membantu, derma, berbagi dan saling bekerja sama dengan pihak lain untuk menciptakan iklim kebaikan. “Semakin banyak kebaikan maka semakin besar organisasi masa depan”.
Anda tahu mengapa Steve Jobs gemilang dalam perjalanan hidupnya? padahal lahir di luar ikatan pernikahan, diserahkan untuk adopsi begitu dilahirkan, putus kuliah lalu mengubah dunia, apa dalih anda? Jonathan Moss, 06 Oktober 2011 mengatakan "unboss" jawabannya.
Posting Komentar untuk "Unboss"