Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masa Depan Indonesia

Abstrak

Masalah bangsa Indonesia saat ini dan masa depan adalah pertama, pandemi atau wabah penyakit. Kedua, berita bohong atau hoaks terkait Covid-19. Pandemi menyebabkan kematian biologis putra-putri terbaik bangsa Indonesia sedangkan berita bohong tentang Covid-19 menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada otoritas dan rusaknya sistem kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, kedua ancaman ini harus menjadi perhatian serius bagi seluruh elemen bangsa mulai dari penguasa hingga masyarakat. Tujuan penulisan untuk memberikan jawaban terhadap dua masalah bangsa Indonesia dengan strategi yang tepat dan cepat sehingga kedua ancaman ini dapat dihadapi dengan sebaik-baiknya. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analisis yaitu dengan cara menganalisis dua masalah di atas kemudian mendeskripsikan solusi yang konstruktif. Ide solutif yang digunakan terhadap dua permasalahan di atas adalah narasi melawan pandemi dan narasi melawan berita bohong atau hoaks terkait Covid-19. Narasi melawan pandemi menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan riset dan pendekatan teknologi sedangkan narasi melawan berita bohong atau hoaks terkait Covid-19 menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan peran anak bangsa dan pendekatan saintifik. Pandemi dan berita bohong Covid-19 merupakan musuh utama manusia yang dapat diselesaikan oleh manusia itu sendiri yang memberikan dampak perubahan terhadap kehidupan bangsa Indonesia di masa depan.

Pendahuluan

Peneliti mengafirmasi beberapa pendapat terkait dua masalah bangsa Indonesia yaitu masalah pandemi/wabah penyakit dan masalah hoaks terkait Covid-19. Adapun beberapa pendapat yang dijadikan rujukan peneliti sebagai berikut:

Matt Ridley di dalam bukunya Genome menyatakan bahwa genom manusia sebagai buku pintar umat manusia telah berhasil ditemukan sehingga manusia dapat merekayasa Gen dan DNA yang dapat memperpanjang usia sekaligus menemukan jenis vaksin dan obat-obatan yang sesuai dengan spesifikasi tubuhnya. Rekayasa genetika menjadikan manusia pandai memanipulasi kehidupan sehingga dibutuhkan sikap arif dalam mendukungnya. Kemajuan riset bertujuan untuk mengakhiri pandemi akibat ditemukannya vaksin dan obat anti-virus.

“Penemuan gen-gen telomerase ini semakin mendekatkan upaya kita dalam menemukan “gen-gen awet muda”. Telomerase tampaknya berperilaku seperti obat hidup abadi bagi sel-sel.

Yuval Noah Harari berpendapat bahwa bioteknologi dapat menjadi solusi bagi persoalan pandemi dan wabah penyakit yang mengerikan.

“Bioteknologi memungkinkan kita mengalahkan bakteri dan virus tetapi pada saat yang sama mengubah manusia sendiri menjadi ancaman yang tak ada presedennya”.

Ian Pearson berpendapat bahwa teknologi baru untuk membersihkan kuman sangatlah penting mengingat berbagai virus dan kuman sudah kebal dengan antibiotik saat ini.

“Teknologi baru untuk membersihkan kuman sangatlah penting. Mengingat berbagai hama yang hidup saat ini sudah kebal terhadap antibiotik konvensional. Maka penting untuk menjaga populasi kuman tetap sedikit jumlahnya agar kemungkinan mutasi dan resistensi juga berkurang. Meski penemuan antibiotik baru sangat jarang terjadi untungnya teknologi pembersihan kuman berkembang dengan cepat”.

Yuval Noah Harari berpendapat bahwa sains dan teknologi memberikan harapan bagi kemudahan hidup umat manusia di masa depan. Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya perubahan kehidupan secara drastis dan manusia dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan. Disrupsi teknologi dapat merubah pola hidup dari kehidupan manual menuju kehidupan digital yang bermanfaat untuk menghindari penularan virus Covid-19.

“Sains mengajarkan kita tidak hanya berpuas diri dengan mengetahui teori-teori namun harus melangkah lebih jauh yaitu memperoleh kekuatan-kekuatan baru yang tidak ada sebelumnya. Teori yang kita susun digunakan untuk menyusun kekuatan baru seperti teknologi canggih yang belum pernah kita saksikan sbeelumnya”. 

Klaus Schwab menyatakan bahwa salah satu jembatan penting antara penerapan fisik dan digital yang dimungkinkan dengan terjadinya revolusi industri keempat adalah internet untuk segala.

“Dalam bentuknya yang sederhana, teknologi internet dapat dijelaskan sebagai relasi antar hal-hal (produk, layanan, tempat, dan lain-lain) dan manusia yang dimungkinkan oleh teknologi dan beragam platform yang saling berhubungan”.

Peran elemen bangsa seperti penguasa dan masyarakat adalah kemampuan menyeleksi setiap informasi yang mengandung berita bohong terkait Covid-19 yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Pentingnya literasi digital dapat meminimalisir informasi hoaks yang berkembang baik di dunia maya dan dunia nyata. Nabil Farahdila Putri menyatakan bahwa:

“Berita hoaks sangat mudah dipercaya oleh masyarakat awam yang rentan menjadi korban sehingga peran seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi penyebaran berita hoaks dengan cara melakukan pemilahan dan penyaringan informasi yang didapatkan sehingga masyarakat tidak terjerumus ke dalam berita yang tidak benar”.

Tom Nichols  menyatakan bahwa ruang publik saat ini dikuasai oleh orang yang kurang informasi, memandang rendah pendidikan formal, jauh dari sikap kritisisme dan anti intelektualisme. Salah satu cara untuk mengakhiri pandemi adalah program vaksin yang diberikan secara masal dan serentak. Namun yang menjadi persoalan adalah ketika berita bohong, pakar keliru dan komentar orang awam telah menyudutkan fungsi vaksin itu sendiri. Hal ini disebabkan karena matinya kepakaran dan bias konfirmasi yang terlalu mendalam. Oleh karena itu, untuk menghadapi berita bohong tentang Covid-19 maka diperlukan pola pikir saintifik yang mengedepankan kritisisme dan skeptisisme terhadap suatu berita/informasi sebagaimana yang dikatakan oleh Carl Sagan  bahwa pola pikir saintifik sangat bermanfaat untuk melawan berita bohong.

“Sains membutuhkan argumen koheren dan bukti yang kuat. Klaim kebenaran yang tidak dapat diperdebatkan karena dikultuskan atau disucikan tidak termasuk kategori sains karena sains selalu terbuka setiap gagasannya untuk didiskusikan dan diperdebatkan secara mendalam sehingga ditemukan kebenaran”.


Metode Penelitian

Penelitian ini adalah kajian kepustakaan (library research) dengan pendekatan riset-teknologi dan pendekatan sains untuk menghadapi pandemi sekaligus menghadapi berita bohong tentang Covid-19. Pendekatan riset dan teknologi bertujuan untuk mempelajari varian virus yang bermutasi melalui bioteknologi sekaligus merespon terhadap perubahan digitalisasi kehidupan yang niscaya. Sedangkan pendekatan pola pikir saintifik bertujuan untuk menghadapi berita bohong terkait Covid-19 agar masyarakat tidak mudah percaya yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif dimana sumber dan data yang tersedia dihubungkan dengan variabel permasalahan kemudian diformat dalam bentuk narasi yang mendalam (depth narrative) untuk menghasilkan kesimpulan dan saran yang bersifat konstruktif. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sekunder. Sumber primer meliputi bahan bacaan berupa buku dan jurnal yang membahas tentang pandemi dan berita bohong terkait Covid-19 serta beberapa buku yang membahas riset-teknologi dan sains. Sedangkan sumber sekunder meliputi informasi yang diperoleh dari media elektronik seperti website, google scholar. Adapun data awal yang dijadikan dasar penelitian yaitu sebaran virus Covid-19 di Indonesia adalah kasus positif sejumlah 3.854.354 orang, kasus sembuh sejumlah 3.351.959 orang dan kasus meninggal dunia sejumlah 117.588 orang. Sedangkan berita bohong yang beredar di masyarakat tentang pandemi Covid-19 beraneka ragam mulai dari keberadaan virus Covid-19 yang diragukan, program vaksinasi, obat-obatan, bahkan ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan.

Secara terminologi, pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas  sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak dimana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Pada abad 15, terjadi pandemi yang menggegerkan umat manusia yaitu black death “maut hitam” yang konon memakan korban jiwa sejumlah 200 juta jiwa. Kematian akibat pandemi disebabkan karena domestikasi hewan piaraan dimana kuman yang berada di inang hewan kemudian pindah ke tubuh manusia dan bermutasi di dalamnya. Sedangkan terminologi Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan bulan Desember 2019. 

Hasil Analisis

Setiap pandemi dapat menghilangkan nyawa seseorang dari pandemi maut hitam hingga Covid-19. Data kematian Covid-19 per 16 Agustus 2021 di Indonesia sejumlah 117.588 jiwa. Pandemi tidak hanya sekedar berbicara angka kematian tetapi ada sektor lain yang harus diperhatikan seperti ekonomi, keamanan dan kepercayaan. Salah satu langkah tepat untuk menanggulangi sebuah pandemi adalah dengan melakukan riset ilmiah guna menemukan vaksin dan obat anti-virus.  


Pendekatan Riset

Salah satu kekurangan bangsa kita adalah lemahnya aktivitas riset dalam sains medis dan teknologi sehingga ketika terjadi pandemi seperti Covid-19, negara kita masih menjadi konsumen setia dari negara-negara maju yang sudah menemukan vaksin lebih dahulu. Vaksin yang ditemukan berasal dari riset jenis virus itu sendiri. Setiap vaksin yang akan diproduksi akan memperhatikan dampak kepada tubuh dan vaksin tidak berpengaruh terhadap DNA seseorang. Setiap vaksin yang diproduksi tentu melalui uji klinis laboratorium dan riset bioteknologi yang terpadu agar tidak membahayakan kesehatan seseorang. Hal ini terbukti dari efikasi kandungan setiap vaksin.

Alternatif selanjutnya adalah melakukan riset dalam memproduksi obat anti-virus sebagai upaya menanggulangi pandemi dan pengobatan terhadap seseorang yang terinfeksi virus. Tenaga medis dan Saintis bekerja sama melakukan riset di laboratorium kemudian meracik jenis obat anti-virus yang tepat bagi jenis virus. Obat anti-virus yang ditemukan lalu disebarluaskan di masyarakat secara merata dengan harga yang terjangkau. Kelompok profesional dan peneliti kesehatan harus mandiri dalam melakukan riset tanpa bergantung kepada hasil penelitian negara lain sehingga kita mampu menyelesaikan pandemi secara berdikari.           


Pendekatan Teknologi

Pandemi Covid-19 merubah standar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu dari pola kehidupan tradisional menuju kehidupan digital. Penularan Covid-19 sangat cepat akibat mutasi corona virus yang semakin ganas. Hal ini terbukti dari sebaran kasus positif sejumlah 3.854.354 orang per 16 Agustus 2021. Kondisi pandemi Covid-19 yang membahayakan akhirnya melahirkan beberapa gagasan radikal di masyarakat supaya terhindar dari penularan virus dan menjaga produktivitas sehingga perekonomian nasional tetap tumbuh.

Covid-19 merubah pola kerja dari konvensional menuju digital. E-office atau kantor elektronik merupakan sebuah niscaya di tengah disrupsi teknologi yang masif. Mesin cerdas, algoritma dan teknologi informasi sangat tepat diterapkan dalam perkantoran negeri maupun swasta tanpa mengurangi mutu dan kualitas pekerjaan. Selain meringankan beban pekerjaan, e-office juga meningkatkan mutu produktivitas di tengah situasi pandemi. Birokrasi kantor yang panjang dan rumit dapat dipangkas dengan aplikasi berbasis teknologi serta diotomatisasi. Optimalisasi e-office memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: pekerjaan dapat diakses dari berbagai tempat, penyelesaian pekerjaan lebih cepat, menghabisi praktik suap serta terhindar dari paparan virus Covid-19. Mesin cerdas berupa komputer dapat membantu komputasi algoritma setiap persoalan rumit pekerjaan sekaligus meminimalkan peran manusia. Selain e-office penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence) di masa depan akan menjadi alternatif pembangkit listrik cerdas yang dapat mengakomodasi permintaan dan pasokan listrik merata ke semua atap individu dengan sistem baterai kantoran.  Artinya kantor-kantor di masa depan dapat menggunakan listrik berupa baterai yang lebih bersih, hemat dan ramah lingkungan. Kerja secara fleksibel (flexibility work arrangement) merupakan keniscayaan akibat fitur e-office yang semakin canggih dan mudah digunakan. Kerja secara fleksibel meliputi waktu, tempat dan keadaan. Kerja secara fleksibel merubah sistem kerja konvensional dari metode kinerja menuju output kinerja seperti waktu kerja yang tidak terbatas dan bekerja dapat dilakukan dimana saja. Domisili elektronik, tanda tangan elektronik, verifikasi elektronik dan bukti-bukti elektronik merupakan bagian vital dari konsep e-office.

Covid-19 merubah proses kegiatan belajar mengajar dari pembelajaran konvensional menuju pembelajaran digital. E-learning atau pembelajaran secara elektronik dapat dilakukan secara online atau daring. Pembelajaran secara online selain lebih praktis, hemat biaya dan efisiensi waktu juga dapat mengoptimalkan pengetahuan dan wawasan karena sumber pengetahuan (resources) dapat ditelusuri melalui jaringan internet untuk segala (internet of things). Adapun manfaat pembelajaran elektronik di tengah situasi pandemi adalah sebagai berikut: distribusi ilmu pengetahuan lebih merata ke berbagai pelosok, mudah diakses, dan lebih bervariasi sumbernya serta terhindar dari paparan virus Covid-19.

Covid-19 merubah metode peribadatan yang tradisional. Kegiatan keagamaan yang dilakukan secara berjamaah berpotensi terjadinya penularan virus Covid-19 sehingga ibadah secara online dapat menjadi alternatif yang tepat tanpa mengurangi aspek ketuhanan dan aspek kesehatan. Ibadah yang dilakukan secara daring dapat menekan angka penularan Covid-19 dimana jamaah dapat mengakses dari rumah masing-masing. Kajian keagamaan dan ritual keagamaan yang dilakukan secara elektronik menuntut setiap rumah ibadah memiliki command center atau studio dengan perangkat kasar, perangkat lunak dan jaringan internet yang mumpuni.

Covid-19 merubah cara produksi dan konsumsi masyarakat. E-market atau belanja secara elektronik dapat meningkatkan rasio pertumbuhan ekonomi nasional dimana aktivitas produksi dan konsumsi tetap berlangsung di tengah situasi pandemi. Belanja elektronik memiliki banyak manfaat seperti menghindari kerumunan, kebutuhan hidup tetap terpenuhi, efektivitas waktu dan efisiensi biaya transportasi sebab toko/lapak sudah beralih dari toko konvensional menuju toko digital. Aktivitas jual beli dari tatap muka, on the spot dan kontan harus berubah dengan jual beli secara online tanpa mengurangi itikad baik masing-masing pihak. Perjanjian jual beli secara online dibutuhkan kepercayaan dan kejujuran demi menjaga reputasi masing-masing pihak sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab atau menyalahgunakan situasi pandemi yang dapat merugikan pihak lain dapat dituntut secara pidana maupun perdata.


Menghadapi Berita Bohong

Berita bohong atau hoaks adalah sumber segala kerusakan. Berita bohong terkait Covid-19 dapat mengganggu kesehatan, mengancam keselamatan jiwa, merusak sistem kehidupan berbangsa dan meluluhlantakkan perekonomian nasional. Berita bohong mudah tersebar di tengah masyarakat sehingga masyarakat yang tidak memiliki kritisisme dan skeptisisme akan mudah percaya. Yang perlu diperhatikan oleh masyarakat adalah setiap berita atau informasi yang diterima harus diuji dihadapan 3 (tiga) hal yaitu nalar publik, logika ilmu pengetahuan dan suara hati nurani. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam rangka menghadapi berita bohong yaitu optimalisasi peran anak bangsa dan menerapkan pola pikir saintifik.


Pendekatan Peran

Semua elemen bangsa mulai dari penguasa, anggota masyarakat, kaum intelektual, pemuka agama, tokoh masyarakat dan adat bekerja sama untuk mengambil langkah edukatif, pencegahan dan penanggulangan terkait berita bohong Covid-19 agar kasus Covid-19 semakin terkendali, tidak banyak korban dan ekonomi semakin tumbuh. Beban pandemi Covid-19 yang begitu berat akan terasa ringan jika seluruh elemen bangsa mulai dari pusat hingga ke daerah bersatu untuk menghadapinya.

Penguasa berkewajiban untuk memberikan keteladanan dan pembinaan. Penguasa harus bertanggungjawab secara moral jika penekanan angka Covid-19 gagal terkendali. Oleh karena itu, penguasa dengan segala kekuatannya harus mengedukasi warga negara secara kontinyu tentang bahaya Covid-19. Berita-berita media sosial dan televisi terus diawasi jika mengandung unsur kebohongan yang dapat merugikan publik dan jika terbukti sengaja menyebarluaskan berita bohong terkait Covid-19 maka Pemerintah segera menindaklanjuti melalui jalur hukum. Pemerintah juga harus pandai mengkomunikasikan apa yang menjadi target dan harapannya terkait penanggulangan Covid-19 sehingga tidak terjadi mis-komunikasi antara Pemerintah dengan warga masyarakat. Pemerintah harus netral dan tidak boleh berat sebelah dalam menindak para pelanggar aturan protokol kesehatan sehingga komitmen Pemerintah terlihat jelas yang dapat meningkatkan kepercayaan publik.  

Anggota masyarakat berkewajiban untuk mendukung program-program yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan menyeleksi setiap informasi hoaks terkait Covid-19. Anggota masyarakat wajib mendukung kebijakan yang ditetapkan Pemerintah seperti program protokol kesehatan 5 M, program vaksinasi nasional, PSBB, PPKM level 1-4, dll. Itu semua dilakukan untuk kepentingan bersama sehingga terhindar dari kerusakan yang merugikan semua pihak.

Kaum intelektual wajib berperan aktif dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang pandemi Covid-19. Edukasi terhadap masyarakat dapat dilakukan melalui ucapan, perbuatan dan tulisan sehingga berita bohong terkait Covid-19 akan tereliminasi. Kaum intelektual harus menyebarkan ilmu pengetahuan dan mendistribusikan akal sehat sehingga masyarakat tercerahkan terkait bahaya Covid-19. Jika kaum intelektual berdiam diri terkait pandemi Covid-19 dan merasa eksklusif dengan identitasnya maka tidak tertutup kemungkinan sikap masyarakat akan antagonis terhadap para akademisi dan ilmu pengetahuan sehingga semakin merebaknya kebohongan masal di negara Indonesia.   

Pemuka agama juga memiliki kewajiban yang sama dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah yang berorientasi untuk kemaslahatan bersama. Pemuka agama wajib berdakwah yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah bukan malah berlawanan. Dakwah-dakwah yang sejuk dan edukatif tentang bahaya pandemi Covid-19 dari perspektif agama harus disebarluaskan di tengah masyarakat sebab ucapannya menjadi acuan umat. Dakwah yang sifatnya provokatif dan bersebrangan dengan kebijakan Pemerintah tentang penanggulangan Covid-19 harus disudahi karena membuat bingung masyarakat.

Tokoh masyarakat dan adat juga berkewajiban untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 dengan memperhatikan kearifan lokal setempat. Tokoh masyarakat dan adat melakukan demonstrasi lokal tentang penanggulangan Covid-19 di wilayahnya seperti penerapan protokol kesehatan, melakukan vaksin dan mengurangi mobilitas selama pandemi. Demonstrasi seperti ini efektif dalam menghadapi berita bohong terkait Covid-19 karena tokoh masyarakat dan adat memiliki kekuasaan yang tinggi dalam struktur sosial setempat dan memiliki pengaruh karena apa yang diucapkan dan dilakukan menjadi rujukan warga sekitarnya.    


Pendekatan Saintifik

Pandemi Covid-19 mengajarkan kita untuk merubah pola pikir kuno, sikap kedisiplinan dan interaksi sosial secara keseluruhan. Masyarakat yang berpola pikir saintifik selalu berangkat dari proses verifikasi pembuktian dan pengamatan. Artinya setiap informasi dan kejadian yang terjadi di masyarakat tidak mudah percaya karena ragu (skeptisisme) dan kritisisme akan kebenarannya. Pola pikir skeptisisme dan kritisisme yang menuntut pembuktian terhadap kebenarannya akan menyelamatkan mental masyarakat dari berita bohong, informasi keliru dan kesoktahuan seseorang sebagaimana yang dikatakan Yuval Noah Harari:

“Sains telah menawarkan banyak alat baru bagi kita. Sebagian di antaranya merupakan alat mental misalnya yang digunakan untuk memprediksi angka kematian dan pertumbuhan ekonomi.

Adapun manfaat dari pola pikir saintifik dalam menghadapi berita bohong terkait Covid-19 adalah:  pertama, sains mengajarkan kita kemudahan untuk menjalani hidup sehingga tidak mudah termakan hoaks atau takhayul atau kabar yang tak mendasar secara ilmiah. Kedua, pola pikir saintifik mendorong seseorang selalu ragu dan kritis terhadap berita-berita pandemi yang tidak diketahui sumbernya sehingga membentuk pribadi selektif dan mawas diri.


Implikasi Temuan

Fokus dari penelitian ini adalah pandemi atau wabah penyakit dan berita bohong terkait Covid-19 dilihat dari perspektif riset-teknologi dan sains sebagai solusi bagi kedua permasalahan tersebut sehingga isu tentang pertumbuhan ekonomi, sosial dan politik belum tereksplorasi secara jelas di dalam penelitian ini. Penelitian ini lebih terfokus terhadap tatacara menghadapi pandemi dan menghadapi berita bohong terkait Covid-19 yang eksponensial dengan cara kemampuan beradaptasi dengan perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara seperti digitalisasi kehidupan sehingga penelitian ini belum menggambarkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang merupakan fokus Pemerintah.

Wabah penyakit atau pandemi yang berasal dari virus, kuman dan variannya dapat diatasi dengan riset bioteknologi sehingga dapat menemukan vaksin dan obat anti-virus yang dapat melumpuhkan virus tersebut. Pandemi yang berlarut-larut disebabkan ketidakmampuan kita untuk mengenal virus akibat program riset nasional yang lemah. Pandemi menyebabkan terjadinya perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga kita dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Salah satu bentuk perubahan adalah dari kehidupan konvensional menuju kehidupan digital. Kemampuan beradaptasi dalam bentuk implementasi kehidupan digital akan menghindarkan dari penularan virus yang membahayakan diri sekaligus menumbuhkan perekonomian nasional.

Peran seluruh elemen bangsa belum optimal dalam melawan berita bohong Covid-19 karena masih mengandalkan pihak otoritas tertentu sehingga kasus terinfeksi Covid-19 belum tuntas. Hal ini juga menunjukkan bahwa komunikasi publik antar Pemerintah dengan masyarakat, antar masyarakat dengan individu masih buruk sehingga terkesan berjalan sendiri-sendiri.

Pola pikir saintifik bangsa Indonesia menunjukkan ke arah perbaikan. Penggunaan telepon pintar, akses internet yang mudah serta kesadaran masyarakat menjadi faktor penentu keberhasilan melawan hoaks. Saat ini, masyarakat sudah membuka diri untuk selalu mencari informasi yang benar serta gemar membaca berita terkait Covid-19.  


Kesimpulan

Adapun kekurangan dari penelitian ini adalah hanya menggunakan analisis kualitatif dengan sumber-sumber yang terbatas sehingga untuk penelitian selanjutnya terkait permasalahan wabah penyakit/pandemi dan berita hoaks Covid-19 perlu mengelaborasi dengan pendekatan kuantitatif dan data-data yang lebih banyak. Kemudian untuk penelitian selanjutnya, pendekatan yang digunakan tidak hanya terbatas riset, teknologi dan sains tetapi lebih variatif seperti sosiologi, psikologi, sejarah, ekonomi dan hukum sehingga menghasilkan kesimpulan dan saran yang lebih komprehensif dan holistik sehingga peneliti merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya mengangkat ide dan variabel yang lebih luas misalnya Pandemi Covid-19 ditinjau dari berbagai aspek.


Saran

Adapun saran konstruktif sebagai bahan membuat kebijakan adalah sebagai berikut;

Pertama, mewujudkan program riset nasional sekaligus infrastruktur laboratorium yang tercanggih terkait penelitian yang terdiri dari bioteknologi dan genetika sehingga dapat melahirkan vaksin dan obat anti-virus Covid-19 maupun pandemi setelahnya dengan ketersediaan anggaran negara yang memadai.

Kedua, mengimplementasikan digitalisasi kehidupan bernegara dan berbangsa secara masif dan eksponensial yang meliputi birokrasi dan pelayanan instansi negeri maupun swasta, kebutuhan dasar, ekpresi ruang publik dan interaksi masyarakat sosial yang berbasis algoritma, kecerdasan buatan (artificial intelligence), jaringan internet untuk segala (internet of things) dan teknologi informasi. Oleh karena itu, transfer anggaran belanja negara dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah, Kementeriaan dan Kelembagaan Negara harus menyasar isu digitalisasi birokrasi dan pelayanan. Demikian juga bantuan tunai ke warga negara harus mensasar percepatan teknologi informasi.

Ketiga, mendorong peran elemen bangsa untuk melawan berita hoaks Covid-19 sesuai peran dan fungsinya masing-masing dengan cara koordinasi antar negara, lembaga negara, dan masyarakat sosial untuk menyebarluaskan kebenaran baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Salah satunya adalah mengedukasi masyarakat dengan merubah pola pikir konvensional menuju saintifik yang kritis dan skeptis. Platform digital media elektronik dan media sosial harus ditarget untuk memproduksi berita dan hiburan yang valid dan edukatif sehingga pengawasan terus dilakukan. Kemudian medorong program verifikasi informasi nasional dari dewan pakar atau otoritas tertentu.

Keempat, merubah kurikulum pendidikan nasional yang menekankan integrasi keilmuan dengan mengoptimalkan nalar dan logika sejak sekolah dasar hingga pascasarjana. Program beasiswa diperbanyak, program studi dan jurusan sains diutamakan serta perlindungan terhadap hak cipta dan karya temuan sains yang harus diapresiasi dengan ketersediaan anggaran pendidikan yang memadai.

 

Posting Komentar untuk "Masa Depan Indonesia"