Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manusia Virtual

Masa depan adalah waktu dan ruang yang tak pernah terbayangkan namun penuh harapan. Untuk masa depan, orang menggantungkan segepok harapan dengan “cantelan” berupa perbuatan yang dilakukannya saat ini. Baik buruknya masa depan, sangat tergantung dari apa yang sudah kita lakukan saat ini. Salah satu bentuk masa depan yang tak terelakkan adalah kemajuan teknologi.

Disrupsi teknologi tak dapat dihindari; suka tak suka, senang tak senang karena faktanya teknologi hampir masuk ke dalam seluruh nadi kehidupan. Disrupsi teknologi yang begitu tajam akan membelah kehidupan menjadi dua; mampu beradaptasi atau tergerus eliminasi. Hanya pemenang kehidupanlah yang mampu beradaptasi dengan teknologi sedangkan pecundang tergerus secara perlahan karena tak mampu beradaptasi.

Salah satu bentuk kemajuan masa depan adalah ide manusia virtual. Manusia virtual adalah manusia sejati yang sudah bosan dengan tubuh biologisnya dan beralih ke tubuh elektronik guna mencapai keabadian elektronik yang tak termakan usia dan waktu. Perilaku, ucapan dan pemikirannya abadi sepanjang masa sehingga dapat terus dikembangkan dan dikonsumsi oleh generasi setelahnya. Migrasi dari tubuh biologis ke tubuh elektronik perlahan akan marak dilakukan sebagai pengejawantahan nilai-nilai kemajuan dan mengangkat derajat sisi kemanusiaan jenis homo sapiens itu sendiri.

Manusia virtual akan tumbuh di dunia Maya, hidup dan terus berkembangbiak dengan satu tarikan napas kecerdasan buatan yang melampaui manusia sejati. Ada dua poin penting eksistensi manusia virtual; pertama, mengoptimalkan peran dan makna manusia sejati di dunia nyata dengan berhubungan secara dua arah. Kedua, distopia kehidupan berupa ketertundukan manusia sejati dihadapan manusia cerdas buatan.

Ide manusia virtual ini akan terus berkembang di dunia Maya dengan instrumen berupa koneksi ke jejaring media sosial, internet untuk segala (IoT) dan media elektronik lainnya sehingga populasi manusia virtual semakin membengkak.

Posting Komentar untuk "Manusia Virtual"