Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kacamata Cerdas

Salah satu bentuk perubahan dari Homo Sapiens ke Homo Deva adalah dari mata biologis ke mata bifokal irreality, dari sekedar penglihatan berubah ke persepsi mendalam. Manusia saat ini menerima warisan dari leluhur sebatas penglihatan indrawi yaitu mata kiri dan mata kanan. Mata kiri dan mata kanan memiliki sudut pandang yang berbeda-beda tergantung dari sisi objek yang dilihatnya dalam lensa binokular. Sedangkan Homo Deva, persepsi bifokal pada ruang dan waktu sekaligus; dahulu, sekarang dan masa depan. Artinya di masa depan penglihatan tidak hanya sebatas realitas objek material tetapi lebih dalam dari itu; persepsi dan misteri masa depan namun bisa juga diputar balik ke belakang untuk nostalgia semata.

Banyak dari kita sedang mengembangkan kemampuan untuk melihat secara instan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari pilihan tertentu. Kita akan memahami pola-pola abstrak umum dan spesifikasi terkaitnya. Kita dapat menentukan masa depan berdasarkan maha data yang ada di lensa kornea buatan atau optik buatan. Di dalamnya sudah terekam apa yang patut dilakukan atau apa yang patut ditinggalkan.

Perubahan baru dari mata indrawi ke mata digital dapat terjadi sesuai dinamika waktu masa depan yang semakin melompat secara eksponensial dan acak. Mata digital di sini mirip dengan bentuk mata anorganik/mata artificial layaknya robot-robot tetapi penulis menawarkan kacamata digital yang lebih luas yaitu lensa yang mampu merekam masa depan dan dapat diputar ke belakang meliputi intuisi, inovasi dan identitas.

Mata intuitif bukan sekedar melihat realitas tetapi bisa merasakan sensasi tak terlihat yaitu misteri kosmos. Cita rasa dan sensasi yang ada di dalam maupun di luar diri akan terekam secara jelas di dalam memori mata tersebut. Perkembangan konsep melihat dari realitas menuju irrealitas akan dapat dicapai dalam waktu dekat jika inovasi lensa bifokal dan digital dikembangkan tanpa henti. Mengapa inovasi itu harus digenjot? Karena sampai saat ini, realitas tertambah juga semakin berkembang, sebut saja metaverse, metahuman, dll.

Mata digital juga merekam seluruh identitas pengguna beserta nalurinya. By data, mata digital sudah mengetahui apa yang disenangi dan ingin dilihat oleh para pemakainya. Selain itu, mata digital juga dapat melihat realitas + irrealitas sekaligus sehingga sensasinya begitu mengasyikkan. Kapan hal ini terjadi? Secepatnya.

Kacamata cerdas ini juga bukan dalam bentuk pemakaian seperti saat orang berkacamata minus pada umumnya, akan tetapi inti kacamata digital adalah lensanya. Orang-orang yang tuna netra secara biologis dapat melihat realitas dan irrealitas berkat uluran tangan lensa cerdas sehingga tuna netra di masa depan perlahan akan lenyap dari permukaan bumi yang indah dan menawan ini.

Kacamata cerdas ini dapat merekam seluruh peristiwa yang dialami seseorang dan akan menjadi memori sejarah yang berharga bagi generasi selanjutnya sehingga rekaman realitas yang pernah terjadi akan selalu terhubung dengan realitas masa depan tanpa terputus sedikitpun. Jika persitiwa sudah saling terhubung dan terekam secara apik maka istilah “sejarah ditulis oleh pemenang” tinggal isapan jempol semata; tergantikan oleh teknologi mata cerdas. Kacamata cerdas ini juga melucuti seluruh identitas, aktivitas dan realitas yang dialami oleh sesama pengguna kacamata cerdas sehingga kerahasiaan individu mulai tidak relevan di masa depan. Segala sesuatunya serba terbuka dan sangat vulgar.

Tidak sampai di sini, kacamata cerdas juga meningkatkan kesenangan para penggunanya sebab objek realitas yang terlihat menjadi lebih indah, grafis lebih tajam dan warna semakin jelas serta dimensi bertambah. Tidak puas di situ, para penggunanya dapat melihat masa depan yang tak pernah disaksikan sebelumnya. Keajaiban ini dapat terjadi atas berkat kemajuan ilmu pengetahuan, saintifik kolektif serta ketekunan para saintis dalam melahirkan inovasi.

Posting Komentar untuk "Kacamata Cerdas"