E-Office

Masa depan telah tiba, singularitas sudah dekat. Perubahan dari era industri ke era post informasi kian nyata dimana aspek kehidupan telah berubah secara akseleratif-inovatif. Salah satu perubahan yang terjadi adalah dari kantor konvensional menjadi kantor elektronik.

Kantor elektronik (E-Office) merupakan sebuah kenyataan faktual yang kita saksikan saat ini. Dahulu, kantor kantor memiliki bangunan dan ruang yang cukup megah, luas dan strategis sehingga mudah dijangkau oleh pengunjung namun kantor konvensional juga menimbulkan masalah baru yaitu kemacetan, naiknya gas rumah kaca akibat penggunaan listrik dan tiang beton yang tidak wajar. Kantor konvensional menjadi arena pusat produktif yang tersentralisasi terutama di kawasan perkantoran. Namun setelah pandemi, konsep perkantoran konvensional berubah drastis akibat perubahan pola kerja yaitu kerja konvensional menjadi kerja jarak jauh (remote work). Kantor konvensional yang dahulunya megah, luas dan mewah telah berubah menjadi kawasan angker, menyeramkan dan tak terurus akibat sepi pekerja dan sesekali baru mengunjunginya.

Konsep kantor elektronik lebih efektif dan efisien. Bos tidak perlu menyewa ruangan kantor untuk tempat kerja namun cukup membangun sistem elektronik sebagai perangkat kerja. Bos cukup membangun konsep kantor elektronik yang dapat diakses dari berbagai tempat tanpa batas waktu sehingga para pekerja dapat produktif dari mana saja (work from anywhere). Konsep kantor elektronik juga menekan mobilitas manusia yang kerap boros menggunakan bahan bakar fosil yang dapat membentuk polusi gas rumah kaca.

Kantor elektronik membentuk kerja fleksibel. Kerja tidak lagi dibatasi waktu masuk dan pulang, tidak harus duduk manis di kantor tetapi yang utama adalah produktivitas dan karya yang dihasilkan. Kantor elektronik juga mengoptimalkan sistem layanan karena para pengguna layanan tidak perlu datang lagi ke fisik kantor namun cukup diakses dari jauh dan layanan langsung diterima sehingga waktu yang dimilikinya dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.

Namun kelemahan kantor elektronik adalah interupsi yang mengganggu produktivitas. Keluarga, teman dan publik dapat mengganggu konsentrasi pekerja sehingga membuat nirproduktif. Selain itu, reputasi organisasi juga diragukan karena seseorang biasanya masih menanyakan kantor fisik untuk kejelasan status dan keamanan.

Lalu, jika kantor elektronik sudah marak beroperasi, dimana urgensinya kantor yang dicat warna warni itu?

Berbagi :